Jawa Barat Targetkan Investasi Rp63 Triliun dari WJIS Tahun Ini

Konten Media Partner
19 Oktober 2019 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan Rp63 Triliun dari investasi melalui WJIS 2019. (Foto: Assyifa/bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan Rp63 Triliun dari investasi melalui WJIS 2019. (Foto: Assyifa/bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang secara signifikan terkena dampak dari menurunnya ekonomi global. Pasalnya, di Jawa Barat, industri manufaktur mendominasi sebesar 42 persen dari total sektor ekonomi, seperti otomotif, alas kaki, dan tektil. Sehingga, sumber pertumbuhan ekonomi yang baru pun perlu untuk dicari. Hal ini disebutkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Doni P. Joewono, di Bandung, Jumat (18/10).
ADVERTISEMENT
Menurut Doni, saat ini ekspor dari Jawa Barat cenderung negatif. Padahal, 99 persen industri manufaktur terdapat pada ekspor. "Jadi, sudah barang tentu, kalau kita mengandalkan kepada ekspor itu akan membuat pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat tidak akan tumbuh," ujarnya.
Berdasarkan penuturan Doni, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di tahun 2018 berada di angka 5,64 persen. Target di tahun 2019 dan 2020 pun tidak akan melebihi angka tersebut.
"Sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat saat ini adalah rumah tangga. Yang kedua sebenarnya porsinya adalah investasi, yang ketiga porsinya mestinya konsumsi pemerintah," ujar Doni. Kontribusi investasi bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pun diklaim mencapai 20 persen, di bawah rumah tangga yang mencapai 60 persen.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi pun dilakukan melalui West Java Investment Summit (WJIS) 2019. Sekitar 23 Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani oleh berbagai pihak yang terlibat dalam proyek investasi tersebut. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengklaim, penandatangan komitmen investasi tersebut mencapai angka 63 triliun rupiah.
Meski begitu, Doni mengaku belum menghitung secara pasti dampak pertumbuhan ekonomi dari investasi tersebut. "Tapi paling tidak, kita berharap, minimal 0,3-0,4 persen," tutur Doni.
Doni menyebutkan, bahwa value added dari WJIS ini baru dapat dirasakan di tahun 2020. "Nanti kan lihat value added (dari WJIS ini). Tidak semua (investasi) langsung keluar tahun depan. Karena dia ada terminnya," ujar Doni. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di tahun 2020 pun ditargetkan masih bergerak di sekitar angka 5 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun turut diaminkan oleh Ridwan Kamil. "Saya kira dampaknya kalau pakai sistem anggaran, pasti dampaknya diukurnya di awal tahun, untuk mengukur satu tahun pergerakan investasi ini," katanya.
Selain berdampak pada peningkatan investasi di Jawa Barat, WJIS pun diklaim Ridwan bisa menyerap sekitar 30.000 pekerja. "Kadang-kadang warga suka tanya, 'kami inginnya pekerjaan gampang'. Ini sebenarnya ada hubungannya. Setiap investasi masuk membawa lowongan pekerjaan," ujar Ridwan Kamil.
Ridwan menambahkan, bahwa hampir setengah dari perusahaan Tiongkok sedang berencana pindah ke Asia Tenggara. "Jawa Barat melakukan approach yang proaktif, meyakinkan, bahwa Jawa Barat adalah tempat yang terbaik, infrastruktur relatif yang terbaik," katanya. (Assyifa)