Kepala Wyata Guna Bantah Menelantarkan Mahasiswa

Konten Media Partner
15 Januari 2020 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gerbang utama kawasan Wyata Guna ditutup setengah dan dihalangi dengan barrier, Selasa (14/1). (Foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
zoom-in-whitePerbesar
Gerbang utama kawasan Wyata Guna ditutup setengah dan dihalangi dengan barrier, Selasa (14/1). (Foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari - Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Bandung, Sulaksono, membantah sudah menelantarkan 32 mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, 32 mahasiswa penyandang disabilitas ini diminta untuk angkat kaki dari Wyata Guna karena proses terminasi atau waktu layanan untuk mereka sudah berakhir
Hal ini kata Sulaksono, berkaitan dengan terbitnya Peraturan Menteri Sosial (Permensos) Nomor 18 Tahun 2018, yang mana panti sosial tunanetra kini diubah menjadi balai rehabilitasi.
"Sebagai informasi terkait dengan proses yang kami lakukan hari ini, perubahan dari panti menjadi balai, kami masih melihat waktu di panti penerima manfaatnya ada dua jenis (rehabilitasi dan sekolah), padahal saat ini kami fokus tuksi kami adalah rehabilitasi sosial," ujarnya, Selasa (14/1).
Menurut Sulaksono, berdasarkan berbagai pertimbangan, tunanetra yang masih di usia sekolah pun diizinkan untuk tinggal di Asrama Wyata Guna hingga menyelesaikan wajib belajar selama 12 tahun. "Kalau kami saklek, per Januari 2019, yang kuliah dan sekolah karena bukan tuksi kami ya harus selesai," ujar Sulaksono.
ADVERTISEMENT
Ia pun menyebutkan, bahwa sudah terdapat calon penerima manfaat yang mulai berdatangan di BRSPDSN Wyata Guna, tak hanya dari wilayah Jawa Barat, tetapi juga dari daerah lain, seperti Kalimantan, Batam, Jawa Timur, Lampung, dan lain sebagainya.
Enam dari 32 mahasiswa disabilitas netra yang harus angkat kaki dari Wyata Guna Bandung (Foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
"Kita ingin memastikan, ingin menjadi sebuah peredaran yang lancar, ada yang masuk, ada yang keluar. Jangan hanya karena beberapa pihak saja, yang dia ingin mempertahankan layanan, menghambat teman-teman lainnya yang mau masuk ke sini," ujar Sulaksono.
Sulaksono mengklaim, pihaknya tidak begitu saja menelantarkan para mahasiswa penghuni Asrama Wyata Guna. Menurutnya, ada beberapa mahasiswa yang meminta bantuan untuk melakukan pemindahan barang ke tempat yang baru.
"Kemana pun kami siap bantu untuk mengantarkan, kita sediakan mobil," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Diberitakan sebelumnya, sekitar 32 mahasiswa disabilitas netra yang sebelumnya tinggal di Asrama Wyata Guna Bandung terpaksa harus angkat kaki dari tempat itu. Mereka diminta untuk keluar seiring perubahan status Wyata Guna yang berubah menjadi balai rehabilitasi.
Sejak Selasa pagi hingga malam, masih banyak mahasiswa yang tidak punya tempat tujuan dan bertahan di trotoar pinggir Jalan Padjajaran. (Assyifa)