Konsep Debat Capres Soal Lingkungan Hidup Dinilai Kurang Radikal

Konten Media Partner
22 Februari 2019 8:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres no urut 01 Joko Widodo dan Capres no urut 02 Prabowo Subianto saat mengikuti Debat Kedua Capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/2). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres no urut 01 Joko Widodo dan Capres no urut 02 Prabowo Subianto saat mengikuti Debat Kedua Capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/2). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat menilai debat Calon Presiden (Capres) tidak menunjukkan strategi dan terobosan-terobosan baru yang inovatif dan radikal dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan dan mempercepat pemulihan lingkungan hidup dalam 5 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Walhi Jabar melihat debat yang membahas infrastruktur, energi, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup itu tidak membeberkan paradigma pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
“Sampai dengan akhir debat, kedua capres tidak menarik ke atas semua isu pembahasannya menjadi sustainable development. Sementara untuk mencapai Indonesia Maju dan Indonesia Menang yang notabene memerlukan kemajuan ekonomi secara berkelanjutan maka seharusnya mereka berdua menyampaikan kekuatan sustainable development,” kata Direktur Walhi Jabar Dadan Ramdan, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (22/2).
Selain itu, banyak isu-isu yang luput dielaborasi oleh kedua pasangan Capres seperti isu kerusakan DAS, pencemaran udara dan air oleh limbah dan sampah di DAS, perubahan iklim dan bencana lingkungan hidup, kelembagaan penegakan hukum lingkungan, masalah buruknya kebijakan tata ruang hingga ke soal kriminalisasi petani dan warga yang berjuang untuk lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks transisi energi bersih, Dadan melihat kedua capres menyampaikan akan mengurangi energi fosil, namun sampai akhir debat tidak menyampaikan atau menyiratkan strategi mencapai pengurangan energi fosil ini.
Kedua capres dinilai terpaku pada pengembangan biodiesel/bioetanol. Padahal sudah ada celah pembahasan soal energi terbarukan saat muncul video dampak lubang tambang akibat batu bara, namun tidak ada sama sekali mengaitkan soal energi terbarukan.
“Tetap saja mereka fokus pada isu infrastruktur, dan tidak ada mekanisme yang jelas untuk transisi energi,” katanya.
Dadan juga menyoroti kriminalisasi aktivis lingkungan dan HAM yang terlupakan oleh kedua pasangan capres. “Tidak ada poin yang membahas soal kriminalisasi atas aktivis lingkungan dan perlindungan terhadap aktivis lingkungan yang memperjuangkan lingkungan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dadan melihat isu lingkungan hidup tidak menjadi agenda proritas dalam 5 tahun ke depan. (Iman Herdiana)