Korban Ungkap Penganiayaan yang Dilakukan Bahar Smith

Konten Media Partner
29 Maret 2019 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saksi korban hadir dalam persidangan dugaan penganiayaan remaja oleh Bahar Smith. (Ananda Gabriel)
zoom-in-whitePerbesar
Saksi korban hadir dalam persidangan dugaan penganiayaan remaja oleh Bahar Smith. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Kejadian penganiayaan yang diduga dilakukan Bahar bin Smith diungkapkan saksi korban CAJ (18). CAJ yang sempat mengaku-ngaku sebagai Bahar, memberikan keterangan di ruang sidang, Gedung Arsip Kota Bandung, Kamis (28/3).
ADVERTISEMENT
Majelis hakim yang dipimpin Edison Muhamad mencecar CAJ seputar latar belakang yang membuat Bahar melakukan penganiayaan. Persidangan juga menampilkan gambar CAJ saat berambut panjang dan pirang, meniru gaya Bahar.
Untuk diketahui, CAJ dan rekannya MKU (17) pernah mengaku-ngaku sebagai Habib Bahar di Bali sekitar November 2018. CAJ mengaku diajak MKU untuk mengisi sebuah acara di Bali. Namun setibanya di Pulau Dewata itu mereka hilang kontak dengan panitia acara.
Ketika CAJ dan MKU berjalan-jalan di Legian menuju kantor polisi untuk melaporkan panitia, di perjalanan mereka bertemu seseorang bernama Amir. Amir bertanya kepada CAJ, “’Ini Habib Bahar?'. Saya jawab iya," kata CAJ.
CAJ dan MKU tidak punya ongkos ketika berada di Bali itu. Lalu Amir siap menanggung ongkos mereka.
ADVERTISEMENT
"Amir bilang, 'kami saja yang mengongkosi'. Setelah itu kita diantar ke hotel. Besoknya kita dijemput dan diajak makan. Setelah makan, kita menuju ke bandara. Tiket sudah ada yang urus, semua dibayar sama pihak Amir," tutur CAJ.
Hakim kemudian mempertanyakan kemiripan CAJ dengan Bahar. Sebab menurutnya dari segi fisik CAJ berbeda dengan Bahar. "Dulu rambut saya seperti Habib," tutur CAJ.
Jaksa penuntut umum (JPU) lalu menampilkan foto wajah CAJ saat masih berambut panjang. Saat ditampilkan, gaya CAJ memang mirip seperti Bahar dengan rambut panjang berwarna kuning dan berpakaian gamis.
CAJ membenarkan jika gaya rambut dan penampilannya seperti Bahar. Ia juga mengaku merasa seperti Bahar karena ia adalah fans. "Iya, karena saya ngefans," tutur CAJ.
ADVERTISEMENT
CAJ yang mengaku-ngaku dirinya sebagai Bahar bin Smith terendus pihak Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin milik Bahar bin Smith. Hal ini memicu amarah Bahar sampai menganiaya CAJ dan MKU.
"Setelah pulang, Amir menelepon saya dan bilang kalau saya bukan Habib Bahar karena Habib Bahar ada di Jakarta. Saya bilang kalau saya ini adiknya," ujar CAJ.
Melalui anak buahnya, Bahar memerintahkan Abdul Basith Iskandar dan Agil Yahya yang juga terdakwa dalam perkara ini. CAJ lalu dibawa ke Ponpes Tajul Alawiyyin.
"Ditanya tidak, kenapa diajak?," tanya hakim. "Habib Agil bicara karena saya melanggar," jawab CAJ.
Persidangan juga menghadirkan Agil dan Basith. CAJ mengaku Agil sempat meminta maaf kepada CAJ.
"Habib Basith minta maaf ke saya dan saya juga minta maaf. Bilangnya, 'Bar, mafain Pak Haji ya', saya juga minta maaf sudah melakukan kesalahan," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kan yang salahnya Habib Bahar?," hakim kembali bertanya. "Mungkin Habib Basith tidak enak menjemput saya," kata Cahya.
Sesampainya di Ponpes Tajul Alawiyyin, CAJ mengaku diinterogasi oleh Bahar di sebuah aula. Setelah itu, CAJ dibawa ke halaman belakang ponpes. Di sana, kata CAJ, dirinya ditantang duel oleh Bahar. Namun CAJ tidak bersedia.
"Dari situ, saya diajak ke lapangan sama Habib Bahar. Diajak duel sama beliau tapi saya tidak mau," ungkapnya.
Saat ditantang berduel oleh Bahar, menurut CAJ ada sejumlah santri yang menyaksikannya. Ada juga yang mengambil video.
Karena tak mau diajak berduel, Bahar lantas mulai melakukan penganiayaan. CAJ mengaku dipukul menggunakan dengkul kaki kanan Bahar ke arah dada. "Dipukul dengan dengkul tiga kali ke bagian dada saya. Lalu rambut dijambak," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hakim Edison lalu menanyakan apa yang disampaikan Bahar maupun CAJ saat terjadinya duel. "Habib Bahar tidak bilang apa-apa. Kalau saya cuma minta maaf saja, Habib Bahar terdiam," ujarnya.
Setelah aksi pemukulan yang dilakukan Bahar di lapangan, CAJ kemudian dibawa kembali ke dalam. Bahar kembali menginterogasi peristiwa di Bali. Saat itu rekan CAJ, MKU datang ke pesantren. Keduanya lantas dikonfrontasi mengenai kunjungan mereka ke Bali.
Bahar lalu memerintahkan MKU untuk naik ke lantai atas. CAJ mengaku tak tahu apa yang terjadi kepada MKU. CAJ menunggu di lantai bawah. Saat MKU turun, CAJ mengaku melihat wajah rekannya sudah berdarah.
Setelah itu keduanya diajak lagi ke belakang ponpes. Di sana, keduanya diperintahkan untuk saling bertarung. "Siapa yang suruh?," tanya hakim. "Habib Bahar," jawab CAJ.
ADVERTISEMENT
CAJ mengaku tak tahu mengapa ia diminta berduel. "Di situ disuruh berkelahi mungkin Habib Bahar ingin tahu mana yang jujur. Habis tidak ada yang mengakui katanya. Katanya saya dan MKU tidak mengakui peristiwa di Bali," katanya.
"Kan sudah jelas tadi mengaku, apalagi maksud tujuannya?" tanya hakim. "Kurang tahu," jawab CAJ.
CAJ akhirnya terpaksa berkelahi dengan MKU. Keduanya saling melepaskan pukulan. Hakim menanyakan alasan CAJ mau disuruh berkelahi. "Kalian kan kawan, kenapa mau diadu? Apakah diancam?" tanya hakim.
"Di situ diancam oleh Habib Bahar. Kalau tidak berkelahi kita yang berkelahi (Bahar dan para korban)," ujarnya. (Ananda Gabriel)