Kotoran Hewan Kurban di Bandung Diolah Jadi Biogas

Konten Media Partner
22 Agustus 2018 20:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kotoran Hewan Kurban di Bandung Diolah Jadi Biogas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Biodigester pengolah kotoran hewan menjadi biogas. (Ananda Gabriel)
BANDUNG, bandungkiwari - Mencuci daging hewan kurban dan membuang sisa kotoran dari proses pemyembelihan ke sungai, sangat tidak disarankan. Selain mencemari lingkungan, daging hewan yang akan dibagikan akan kotor jika sungai yang digunakan untuk mencuci kondisinya tak layak ataupun dipenuhi sampah.
ADVERTISEMENT
Menyadari pengelolaan yang kurang layak, khususnya pengelolaan limbah hewan kurban, warga RW 09, Kelurahan Sukaluyu, Cibeunying Kaler, mengelola limbah ke biodigester.
"Kita uji coba sekarang kotoran hewan dimasukkan ke biodigester," kata Ketua RW 09 Iwan Poernawan saat ditemui Bandungkiwari, Rabu (22/8/2018).
Iwan memaparkan, total hewan kurban sebanyak 4 ekor sapi dan 7 kambing. Satu ekor sapi menghasilkan sebanyak 75 kilogram sedangkan kambing 5 kilogram. Sehingga jumlah total kotoran hewan yang dimasukkan ke biodigester adalah sebanyak 335 kilogram.
"Kita punya 4 biodigester dengan kapasitas 15 kilogram. Sisanya dibagi ke bedeng bambu dan drum komposter," ujarnya.
Biodigester di lingkungan RW 09 tersebar di empat titik. Masing-masing berada di lahan terbuka seperti taman lansia, lapangan bulu tangkis dan sekretariat RW.
ADVERTISEMENT
"Jadi tadi siang begitu selesai proses penyembelihan langsung dibawa ke sini. Karena kita tahu media kotoran hewan paling bagus untuk menghasilkan biogas. Sedangkan limbah padatnya juga bagus untuk komposter," tuturnya.
Diakui Iwan, sebelumnya setiap ada penyembelihan hewan kurban, limbah biasa dibuang ke sungai.
"Dulu semua limbahnya dibuang langsung ke bantaran Sungai Cikapayang. Tapi sekarang tidak lagi," ucapnya.
Iwan menjelaskan, satu unit biodigester bisa menghasilkan biogas yang bisa dimanfaatkan warga untuk memasak.
"Biogasnya bisa kita pakai untuk memasak dengan durasi dua jam. Sedangkan sisanya menghasilkan pupuk cair yang dapat digunakan untuk tanaman," ujarnya. (Ananda Gabriel)