news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lewat Mediv, Kimia Farma Tawarkan Keuntungan 10 Persen Pada Mitra

Konten Media Partner
18 Mei 2019 23:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Road Show “Bisnis Modal Jari”, Sabtu (18/5), di Harris Hotel & Convention Ciumbuleuit, bersama Honesti Basyir (pegang mic), CEO PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Yasa Singih, Founder Men’s Republic, Stefanie Kurniadi, Founder CRP Group (Upnormal, Bakso Boedjangan, Sambal Khas Karmila, FWC). (Iman Herdiana)
zoom-in-whitePerbesar
Road Show “Bisnis Modal Jari”, Sabtu (18/5), di Harris Hotel & Convention Ciumbuleuit, bersama Honesti Basyir (pegang mic), CEO PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Yasa Singih, Founder Men’s Republic, Stefanie Kurniadi, Founder CRP Group (Upnormal, Bakso Boedjangan, Sambal Khas Karmila, FWC). (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. meluncurkan aplikasi toko obat dan alat kesehatan virtual bernama Mediv. Lewat platform berbasis digital ini, Kimia Farma mengajak masyarakat menjadi mitra bisnis.
ADVERTISEMENT
Program toko virtual Mediv yang pertama kali diluncurkan 29 April lalu itu dibedah di Bandung lewat Road Show “Bisnis Modal Jari”, Sabtu (18/5), di Harris Hotel & Convention Ciumbuleuit. Road show yang dihadiri banyak kalangan milenial ini menghadirkan Honesti Basyir, CEO PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Yasa Singih, Founder Men’s Republic, Stefanie Kurniadi, Founder CRP Group (Upnormal, Bakso Boedjangan, Sambal Khas Karmila, FWC).
Honesti Basyir mengatakan Mediv merupakan bentuk inovasi atau terobosan Kimia Farma di era digital. Saat ini Kimia Farma sudah berusia 202 tahun dan memiki 1.200 toko/apotek di seluruh Indonesia.
Sebagai perusahaan farmasi terbesar, lanjut Honesti, Kimia Farma sudah dikenal baik masyarakat Indonesia. Bahwa ngomong-ngomong soal Kimia Farma, pasti masyarakat ingat obat atau farmasi. “Tiba-tiba kita masuk ke dunia digital. Bukan mau bikin obat digital, tapi perkembangan teknologi tak bisa dipungkiri,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, Mediv sebagai respons Kimia Farma terhadap masyarakat digital. Dari sisi potensi, masyarakat Indonesia jelas potensi besar. Saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta. Dan jumlah tersebut berpotensi terpapar teknologi digital.
Lewat aplikasi Medical Device alias Mediv, jangkauan pasar Kimia Farma akan semakin luas. “Tak ada batasan geografi, siapa pun bisa akses. Ini luar biasa mengapa Kimia Farma masuk ke dunia digital,” katanya.
Di sisi lain, Mediv membuka skema bisnis baru bagi Kimia Farma, yakni mengundang masyarakat umum untuk bermitra. Lewat Mediv App yang bisa didownload di Google Play Store dan Android (sebentar lagi muncul versi iOS), program ini menawarkan skema business to business untuk masyarakat yang ingin menjadi penjual produk-produk Kimia Farma.
Road Show “Bisnis Modal Jari”, Sabtu (18/5), di Harris Hotel & Convention Ciumbuleuit, bersama Honesti Basyir, CEO PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Yasa Singih, Founder Men’s Republic, Stefanie Kurniadi, Founder CRP Group (Upnormal, Bakso Boedjangan, Sambal Khas Karmila, FWC). (Iman Herdiana)
Dengan skema bisnis tersebut, Honesti menyatakan tidak ada resiko bisnis yang selama ini menghantui masyarakat dalam berbisnis di bidang kesehatan, misalnya alat kesehatan. Selama ini di masyarakat muncul asumsi “paranoid” tentang bisnis alat kesehatan, bahwa bisnis ini membutuhkan modal besar, ruangan luas, sehingga sulit dilakukan personal atau individu.
ADVERTISEMENT
“Kita ingin atasi paranoid tersebut sehingga mereka bisa berbisnis dengan aman,” tandasnya.
Hal itu sejalan dengan tema road show, yakni “Bisnis Modal Jari”. Karena bisnis ini cukup bermodal ponsel pintar dan tidak butuh investasi besar. Sebagai ilustrasi, barang yang ada di Mediv ada yang harganya Rp50 ribu sampai alat-alat kesehatan yang harganya puluhan juta seperti kursi roda.
Selama ini alat kesehatan seperti kursi roda, tempat tidur, memang tidak mudah dibisniskan secara personal. Sebab selain perlu modal besar, pengadaan peralatan tersebut membutuhkan tempat penyimpanan. Tak heran jika pihak yang berbisnis alat kesehatan adalah para importir. Masih jarang pemain di dalam negeri. Nah, Mediv diharapkan membuka pemikiran baru bagi individu yang ingin berbisnis alat kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Bisnis ini disuport penuh Kimia Farma, space disediakan. Untuk produk farmasi kita paling besar. Kita coba bertransformasi bikin lebih muda. Di Mediv ini kita kenalkan ke masyarakat umum,” katanya.
Ia berharap, Mediv bisa memberi pengalaman baru pada masyarakat termasuk generasi muda yang banyak meminati dunia wirausaha. “Kita berharap bisa memberikan pada pengalaman baru,” ujarnya.
Lalu, apa keuntungan dengan menjalin kemitraan dengan Kimia Farma? Honesti mengatakan mitra yang berhasil menjual produk di Mediv akan mendapat keuntungan 10 persen. Untuk menjaga kepercayaan, barang yang dipesan juga diasuransikan. Pembeli bisa melihat produk secara 3D seakan belanja langsung ke lokasi. “Margin 10 persen cukup bisa atraktif untuk dinikmati masyarakat,” tandas Honesti. (Iman Herdiana)