Lil' Alamin, Band Lintas Genre Kelahiran Bandung

Konten Media Partner
25 Februari 2019 20:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Band Lil' Alamin menggarap musik lintas genre. (Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Band Lil' Alamin menggarap musik lintas genre. (Istimewa)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Nama band ini Lil' Alamin, tetapi bukan band religi. Mereka menggarap semua genre musik mulai balada, rock, blues sampai lagu anak-anak dengan instrumen gitar, bass, akordion, biola dan perkusi.
ADVERTISEMENT
Personel Lil' Alamin terdiri dari Suhe (vokal/gitar), Akbar (gitar), Mufid (bass, akordion, biola), dan Ipang (perkusi). Mereka sepakat mendirikan band ini 2 Februari 2019. Masih baru memang. Beberapa single yang sudah rampung digarap berjudul Utara, Allamanda, Chatartica, dan Hari tua.
Meski baru berdiri, sebelumnya para personel Lil' Alamin sudah lama bermusik. Suhe, misalnya, memulai projek musik solonya sejak 2012. Waktu itu ia baru lepas dari band Mr.Sonjaya, kemudian mulai menggarap lagu-lagu sendiri.
Kesibukan pekerja di bank swasta tersebut tak mengabaikan panggilan untuk bermusik. Bagi Suhe, musik adalah panggilan jiwa seni sekaligus refreshing di tengah penatnya kerja.
Tahun 2017 karena sebuah program musik Stagexplore, ia bertemu dengan Akbar dan Arul. Mereka sepakat membuat band bernama Youks. Namun di perjalanan, Arul memutuskan berhenti. Saat itulah mereka bertemu Mufid dan Ipang.
ADVERTISEMENT
“Sekarang semua tergabung di grup Lil' Alamin,” ucap Suhe, saat ditemui Bandungkiwari di kawasan Bagus Rangin, Bandung, Senin (25/2).
Lil' Alamin diambil dari bahasa Arab yang berarti “untuk semesta alam” yang dikontekstualisasikan dalam bermusik, sehingga karya yang mereka bikin berusaha melewati batas genre musik yang ada.
Sebagai band yang merangkul semua genre, saat ini mereka sedang menggarap video cover lagu ibu Sud berjudul “Tik Tik Tik Bunyi Hujan”. Untuk menggarap lagi ini, Lil' Alamin menggandeng dua bocah imut bernama Lintang dan Wening untuk berkolaborasi.
Lagu “Tik Tik Tik Bunyi Hujan” versi aransemen Lil' Alamin mendapat sentuhan berbeda. Selama ini lagu anak yang cukup legendaris tersebut populer bait pertamanya saja. Padahal lagu ini memiliki tiga bait. Nah, Lil' Alamin akan menyajikan versi utuhnya.
ADVERTISEMENT
“Jadi ada dua bait yang selama ini kurang terungkap. Kita juga menggali lagu-lagu seperti itu,” timpal Mufid Sururi Mufid yang tak lain ayah dari Lintang dan Wening.
Menurutnya, Lil' Alamin berusaha mengeksplorasi seni musik seluas-luasnya termasuk dalam memainkan instrumen. Saat ini Mufid mengembangkan perkusi dengan bahan keramik dan kertas daluang (paper mulberry), yakni kertas khas Indonesia yang dibuat dari pohon saeh (Broussonetia papyryfera Vent).
Perkusi band Lil'Alamin terbuat dari keramik dan kertas daluang. (Istimewa)
Mufid yang juga dikenal tukang saeh atau seniman kertas daluang, sempat mendemonstrasikan perkusi daluang, suaranya mirip sekali dengan perkusi umumnya.
Dalam perjalanannya, band kelahiran Bandung yang bermarkas di kawasan Dago ini kerap mengisi acara di berbagai coffeshop yang tengah menjamur, menghibur dan memberikan penyegaran di sela suatu acara atau kajian. Ketika band masih bernama Youks, mereka tampil di Fikom Folk Fest, Unpad. Lalu ketika Youks berubah nama menjadi Lil' Alamin, mereka tampil pada acara pameran seniman Arman Jamparing, Act Move Invasion Manglayang.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Lil' Alamin tengah persiapan merilis sejumlah single yang sudah mereka garap. "Masih dalam proses perjalanan dan sounding sponsorship," tambah Mufid.
Karena belum rilis lagu, jadi belum ada kegiatan bermusik yang bisa mereka tampilkan di media sosial. Tetapi penikmat musik bisa meminta teaser dan cuplikan perform melalui kontak whatsapp 089680670666 atau ke diary Toekang Saeh di amufidsururi.wordpress.com.
Penyebaran aktivitas musik via Whatsapp dan blog tersebut salah satu strategi Lil' Alamin dalam merangkul audiens. Audiens yang mengontak Lil' Alamin selanjutnya akan ditawari masuk ke grup Whatsapp. "Biar lebih deket aja ga ada jarak," tambah Akbar dan Ipang. (Iman Herdiana)