Lima Ribu Penari Siap Tampilkan 'Goyang Mamarung'

Konten Media Partner
28 Desember 2019 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penari menampilkan 'Goyang Mamarung' sebagai persiapan World Dance Day 2020/ (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penari menampilkan 'Goyang Mamarung' sebagai persiapan World Dance Day 2020/ (Foto-foto: Agus Bebeng/bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Tabuhan musik tradisi berpadu dengan irama hujan mengiringi liukan tubuh dan keindahan gerak para penari, Kamis (26/12) sore. Mendadak perhatian penonton terpusat ke atas panggung di Gedung YPK, Kota Bandung, saat sejumlah penari dari Padepokan Kalang Kamuning dan Kurawa Merdeka menghidupkan tari 'Goyang Mamarung'.
ADVERTISEMENT
Sore itu memang berlangsung acara peluncuran 'Goyang Mamarung'. Sebuah tarian yang akan dipelajari para penari dari beberapa kabupaten di Jawa Barat untuk dipentaskan secara kolosal pada acara 'World Dance Day' (WDD) pada 11-12 April 2020 mendatang dengan peserta sebanyak 5.000 penari.
Masyarakat Seni Rakyat Indonesia (Masri) sebagai penggagas acara mulai mengenalkan tarian 'Goyang Mamarung' kepada para penari yang akan terlibat perayaan WDD tersebut.
"Masri akan mengajarkan tarian ini kepada para penari, bahkan akan mendatangi daerah-daerah yang akan ikut terlibat," ucap Mas Nanu Muda yang kerap dipanggil Abah Nanu di sela-sela acara. Tari 'Goyang Mamarung', kata dia, merupakan penggabungan dari kata Goyang dan Mamarung.
Kata 'Goyang' merupakan nama gerakan pinggul yang senantiasa ditampilkan oleh para ronggeng pada pertunjukan kesenian Ketuk Tilu. Sementara kata Mamarung mengambil istilah dari Ketuk Tilu yang artinya ‘ngamimitian’ atau memulai. "Marung" bisa juga berarti ‘sama-sama bertemu’.
Secara konseptual 'Goyang Mamarung' adalah memulai atau mempertemukan berbagai kalangan penari dari daerah kota/Kabupaten Jawa Barat maupun dari luar provinsi yang mengusung tarian ini dalam suasana semangat, ceria, gembira dan terpatri dalam berbagai gerak goyang, dengan diiringi lagu Terembel, Sinyur, dan Siuh.
ADVERTISEMENT
Selain menampilkan 'Goyang Mamarung' pada acara peluncuran ini juga dikenalkan atribut yang melengkapi pakaian para peserta yaitu 'Etem' (ani-ani) dan padi. "Selain menjadi hiasan di atas rambut, Etem pun menjadi bagian penting dalam tarian. Setidaknya dengan mengenakan Etem anak-anak penari dikenalkan kembali pada tradisi agraris," ucap Abah Nanu.
Sementara itu Kepala Seksi Atraksi Seni UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat, Iwan Gunawan menyambut baik acara WDD yang akan diselenggarakan April 2020 mendatang. "Kami mendukung acara ini, bahkan menyiapkan fasilitas dan tempat yang bisa digunakan untuk penari tampil pada ajang WDD mendatang," katanya.
Iwan berharap WDD bukan hanya ajang menonton para penari semata, tetapi pengunjung maupun masyarakat ikut terlibat menari. "Saya berharap di sepanjang jalan Naripan nanti, setiap orang yang melintas jalan tersebut ikut menari. Siapapun juga, pedagang atau orang yang melintas, ikut ngibing diiringi musik yang nonstop berputar," katanya.
Untuk kemeriahan acara tersebut, Masri sebagai penyelenggara acara membuka kesempatan kelompok-kelompok tari untuk terlibat.
Nah, kalau kalian pecinta tari dan ingin memeriahkan WDD di Bandung, bisa kok ikut terlibat. Tarian pun tidak dibatasi dengan 'Goyang Mamarung'. Tarian apapun bisa ditampilkan karena pihak Masri akan menyediakan titik-titik menari selama 24 jam tanpa henti. (Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT