Mahasiswa Disabilitas Diminta Angkat Kaki dari Wyata Guna

Konten Media Partner
15 Januari 2020 7:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Enam dari 32 mahasiswa penyandang disabilitas netra yang dipaksa angkat kaki dari Wyata Guna Bandung. (Foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
zoom-in-whitePerbesar
Enam dari 32 mahasiswa penyandang disabilitas netra yang dipaksa angkat kaki dari Wyata Guna Bandung. (Foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Enam mahasiswa tunanetra duduk berdampingan di depan Asrama Aster Wyata Guna Bandung, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (14/1) siang. Tampak beberapa karung, tas, dan barang-barang lainnya diletakkan di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Keenam pemuda tersebut merupakan sebagian kecil dari 32 mahasiswa penghuni Asrama Wyata Guna yang harus angkat kaki dari tempat itu.
Sekretaris Forum Akademisi Luar Biasa, Tubagus Abim menjelaskan, sekitar pukul 11.00 WIB, pihak Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna datang untuk melakukan pengemasan barang.
"Jadi, mereka masuk bergerombol, mereka rapi-rapikan, masuk-masukin ke karung. Semua pegawai dikerahkan untuk bantu rapi-rapi, dari tukang sapu sampai struktural," ujar pria berusia 22 tahun.
Sebelumnya, pihak balai sempat meminta para mahasiswa tersebut untuk meninggalkan Wyata Guna pada Kamis (9/1). "Mau dilakukan penataan pada hari Kamis itu, dikasih tahunya hari Rabu. Cuma untuk kemarin itu berhasil negosiasi," ujar Abim.
Barang-barang milik mahasiswa penghuni Asrama Wyata Guna yang dikemas di dalam karung. (Foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
Menurut Abim, para mahasiswa penghuni Asrama Wyata Guna meminta waktu selama satu bulan untuk menyelesaikan urusannya, seperti melakukan pemindahan barang dan lain sebagainya. Namun, pada saat itu pihak balai hanya bisa memberikan waktu selama dua minggu.
ADVERTISEMENT
"Hari Jumat (10/1) kita dipanggil ke kantor, di kantor mereka malah ngomong 'ini hitam di atas putih, waktunya lima hari', dihitung dari Jumat itu," tuturnya.
Sejumlah perwakilan mahasiswa pun menolak menandatangani surat itu karena tidak sesuai dengan perjanjian awal. Meski belum mencapai kesepakatan, eksekusi penataan tersebut tetap dilaksanakan pada Selasa (14/1).
Sebelumnya, pada 20 Desember 2019, pihak BRSPDSN Wyata Guna meminta para mahasiswa penghuni Asrama Wyata Guna untuk keluar dan menyatakan bahwa pihaknya sudah tidak bertanggung jawab lagi terhadap mereka. Hal ini berkaitan dengan Peraturan Menteri Sosial (Permensos) Nomor 18 Tahun 2018, di mana panti sosial tunanetra kini diubah menjadi balai rehabilitasi.
Perubahan tersebut pada akhirnya menjadikan mahasiswa tidak punya hak  untuk tinggal dan menjadi penerima manfaat di kawasan Wyata Guna. Padahal, pada saat Wyata Guna masih berstatus panti sosial, seseorang dapat tinggal hingga lima tahun masa studi di perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
"Kita masih memenuhi syarat untuk tinggal di panti," kata Abim. Bahkan, menurutnya, terdapat beberapa mahasiswa yang baru memulai masa studi di perkuliahan.
Abim mengaku, pihak balai sempat memberikan tawaran kompensasi, salah satunya adalah uang transportasi untuk pulang ke kediaman masing-masing. Namun, para mahasiswa penghuni Asrama Wyata Guna memilih untuk tidak mengambil uang tersebut. "Yang kita inginkan memperjuangkan biar balai ini kembali lagi kebijakannya (menjadi panti)," tukas Abim.
Abim menambahkan, penjagaan di kawasan Wyata Guna pun mulai diperketat sejak Kamis (9/1). "Tadinya gerbang dibuka dua, akhirnya dikunci satu, satu lagi dibuka cuma setengah," tuturnya.
Berdasarkan pantauan bandungkiwari siang itu, kawasan Wyata Guna memang tampak berbeda. Gerbang pintu utama yang biasanya dibuka lebar, kini lebih tertutup, ditambah pula dengan dua barrier yang menghalangi di bagian tengah.
ADVERTISEMENT
Empat orang petugas keamanan tampak berjaga di dekat gerbang tersebut. Tak seperti biasanya pula, salah seorang satpam langsung membawa tamu yang datang untuk mengisi buku tamu dan menitipkan kartu tanda pengenal di pos satpam.
Menurut Abim, saat ini beberapa penghuni memilih untuk menumpang di kos milik rekannya masing-masing. Namun, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima oleh bandungkiwari pada Selasa (14/1) malam, masih banyak mahasiswa penghuni Asrama Wyata Guna yang tidak punya tempat tujuan dan bertahan di trotoar pinggir Jalan Padjajaran. (Assyifa)