Mahasiswa Disabilitas Netra Wyata Guna Ingin ke Jakarta Temui Jokowi

Konten Media Partner
23 Januari 2020 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Empat mahasiswa sedang duduk di depan Asrama Nuri BRSPDSN Wyata Guna, Rabu (22/1). (Foto-foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
zoom-in-whitePerbesar
Empat mahasiswa sedang duduk di depan Asrama Nuri BRSPDSN Wyata Guna, Rabu (22/1). (Foto-foto: Assyifa/bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Sejumlah mahasiswa disabilitas netra di Wyata Guna yang bergabung dalam Forum Akademisi Luar Biasa ingin bertemu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi. Keinginan ini disampaikan mahasiswa kepada Tim Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Kantor Staf Presiden (KSP) Rabu (22/1).
ADVERTISEMENT
"Dari 2019 kami memiliki keinginan ketemu dengan orangtua kami, Bapak Jokowi secara langsung, kami ingin menyampaikan keluh kesah kami atas kejadian-kejadian yang membuat kami trauma kemarin," ujar Juru Bicara Forum Akademisi Luar Biasa, Elda Fahmi.
Pada Jumat (17/1) malam, para mahasiswa telah menandatangani nota kesepahaman dengan pihak Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Salah satu poin dalam nota kesepahaman tersebut adalah difasilitasinya audiensi antara mahasiswa dengan Menteri Sosial (Mensos), Juliari Batubara.
"Statement dari staf menteri kemarin, Pak Idit (Sekretaris Dirjen Rehabilitasi Sosial, Idit Supriyadi), katanya dalam waktu satu atau dua bulan akan memenuhi janjinya supaya bisa audiensi dengan Pak Menteri. Mungkin kalau misalnya dalam satu atau dua bulan tidak ada kepastian, kami akan long march ke Jakarta untuk menemui Pak Jokowi," tutur Ketua Forum Akademisi Luar Biasa, Rianto.
ADVERTISEMENT
Para mahasiswa penerima manfaat di BRSPDSN Wyata Guna tersebut pun memberikan salinan nota kesepahaman kepada salah satu Tenaga Ahli Tim Hukum dan HAM KSP, Sunarman Sukamto.
"Kami ingin supaya aspirasi-aspirasi kami di nota kesepahaman itu mungkin bisa di-follow up, dikawal oleh bapak-bapak dari KSP agar bisa terwujud," ungkap salah satu mahasiswa, Aris.
Pada dasarnya, para mahasiswa tersebut menginginkan adanya pertemuan dengan Jokowi maupun Juliari Batubara, untuk menyampaikan tuntutan pencabutan Peraturan Menteri Sosial (Permensos) Nomor 18 Tahun 2018 yang dianggap sebagai akar permasalahan selama ini.
"Sebenarnya kami di sini itu bukan berjuang masalah aset tanah atau bagaimana, kita memperjuangkan cabut Permensos Nomor 18 Tahun 2018 dan sistem layanannya. Intinya kami inginnya kembalikan sistem panti di Wyata Guna. Karena kami ingin adik-adik kami bisa sekolah sampai perguruan tinggi," beber Rianto.
ADVERTISEMENT
Sunarman menyebutkan, kunjungannya ke BRS Wyata Guna dilakukan guna menghimpun informasi dan fakta di lapangan dari berbagai pihak, termasuk para mahasiswa yang sempat diterminasi beberapa waktu lalu.
"Pokoknya teman disabilitas tidak boleh haknya tidak dipenuhi, entah itu oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Intinya di situ," kata Sunarman. (Assyifa)