Menjaga Mental Agar Tetap Sehat

Konten Media Partner
27 Oktober 2019 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi (Sumber: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi (Sumber: pixabay.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Beberapa waktu lalu jagat maya ramai dengan berita tentang kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang artis di Korea Selatan, Sulli. Di Indonesia, berita bunuh diri juga cukup marak. Misalnya yang dilakukan seorang remaja laki-laki di Kupang atau mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Bandung. Mereka melakukan bunuh diri dikarenakan depresi yang dialami akibat banyaknya tekanan dari lingkungan sosialnya yang pada akhirnya membuat mereka tidak tahan dan memilih untuk mengakhiri hidup.
ADVERTISEMENT
Beberapa peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan mental ini menjadi salah satu fenomena yang paling banyak disorot oleh masyarakat. Tidak hanya bunuh diri, kasus-kasus perundungan dan perisakkan (bullying), depresi dan lain-lain yang dialami oleh anak usia remaja hingga orang dewasa juga cukup menyita perhatian. Hal ini dipicu oleh berbagai hal, seperti tuntutan ekonomi, gaya hidup, atau lingkungan sosial yang semakin susah dikontrol akibat perkembangan teknologi.
Data World Federation Mental Health tahun 2016 menyebutkan, satu dari lima orang mengalami gangguan sehat mental. Sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI, hanya satu dari 11 orang mengalami gangguan mental tersebut yang melakukan dan mendapatkan perawatan. Kemudian data lain menjelaskan bahwa tingkat bunuh diri dari usia 10 hingga 24 tahun meningkat 57% dari tahun 2007 – 2017.
ADVERTISEMENT
Gangguan mental atau gangguan psikologis adalah merupakan gangguan medis, sehingga ada acara dan upaya yang dapat dilakukan untuk bisa sembuh dan diobati. Kesehatan mental sendiri masih menjadi hal yang sangat tabu atau abu-abu untuk dibicarakan oleh masyarakat. Masih banyak dari mereka belum berani untuk mencari tahu bagaimana kondisi kesehatan mental dirinya karena takut dinilai yang macam-macam oleh lingkungan sosialnya.
Menurut Rama Giovani, SpKJ, sehat mental adalah ketika seseorang mendapatkan kesejahteraan dari pikiran, perilaku maupun emosinya. “Apabila seseorang sudah sehat mental, dia dapat berkontribusi untuk masyarakat. Saat ini, banyak yang belum bisa menyeimbangkan pikiran, perilaku maupun emosinya, sehingga muncullah berbagai macam ketakutan-ketakutan, depresi dan lain halnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” ujarnya dalam seminar yang digelar di Bandung, Sabtu (26/10).
Seminar ini merupakan bagian dari kegiatan Happiness Project Vol 2.0, yang digelar oleh Switch-Up (Mental Health Care and Human Development) dengan Yayasan Sehat Mental Indonesia (YSMI). Tujuan seminar ini untuk mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Acara yang dilaksanakan di Bandung Creative Hub pada Sabtu (26/10) ini menjadi salah satu rangkaian dalam peringatan bulan kesehatan mental. Selain seminar, juga ada pameran foto bertajuk Bahagia ini Milikku dan pemutaran film dokumenter berjudul Create Your Own Happiness.
Rama mengatakan, fenomena kesehatan mental maupun gangguan mental saat ini cenderung meningkat pesat. Namun sayangnya tidak diimbangi oleh jumlah tenaga ahli yang ada. Di Indonesia sendiri psikiater yang aktif hanya sekitar 1000 orang, dan di Jawa Barat hanya ada sekitar 50 orang. Jumlah tersebut sangat jauh dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta orang.
Masalah lain, masih ada mitos yang hidup di masyarakat yang mengaitkan gangguan mental dengan hal-hal mistis, gaib dan iman seseorang. “Ini membuat orang sudah takut duluan untuk mengakui ada apa yang salah dalam dirinya. Selain itu juga ada mitos bahwa gangguan mental yang berat tidak dapat disembuhkan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Happiness Project Vol 2.0 bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa mitos-mitos yang terkait dengan kesehatan mental itu sebenarnya dapat diatasi dengan berkonsultasi pada professional untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai. Gangguan mental yang berat sekalipun dapat sembuh apabila ditangani dengan tepat dan cepat.
Lalu bagaimana jika ada orang di sekitar kita mengalami gangguan mental?
Pertama, pahami situasi dan kondisinya. Beberapa cara untuk menangani orang terdekat yang mengalami gangguan mental ataupun terlilit masalah adalah dengan memahami bagaimana situasi dan kondisinya. Temani orang tersebut, dan ajak dia untuk berkonsultasi pada tenaga ahli agar bisa mendapatkan pendampingan dan perawatan.
Kedua, kenali diri sendiri. Karena itu, perlu untuk melakukan aktivitas yang disingkat dalam 4E yaitu Easy, Enjoy, Excellent dan Earn. Easy berarti mudah dalam melakukan aktivitas apapun. Enjoy berarti menikmati aktivitas yang dilakukan tersebut. Excellent atau terampil dalam melakukan aktivitas tersebut, dan Earn yang artinya bisa mendapatkan hasil dari aktivitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat ini kebanyakan orang disinyalir masih ada dalam lingkungan Earn dan Excellent saja namun tidak merasa mudah (easy) atau menikmatinya (enjoy) sehingga timbul stres, depresi, dan lainnya. (Inf/Ninis)