Monyet yang Dipaksa Atraksi Topeng Monyet Dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Tilu

Konten Media Partner
27 Oktober 2018 9:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monyet yang Dipaksa Atraksi Topeng Monyet Dilepasliarkan di Cagar Alam Gunung Tilu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Monyet yang akan dilepasliarkan di Gunung Tilu, Kabupaten Bandung. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Sekitar 17 individu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dikembalikan ke habitatnya. Sebelumnya monyet-monyet tersebut dipaksa memainkan atraksi topeng monyet di jalanan.
Monyet-monyet itu akan hidup di Cagar Alam Gunung Tilu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pemindahan dilakukan oleh Jakarta Animal Aid Network (JAAN) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar.
Belasan ekor primata itu hasil operasi yang dilakukan Dinas Sosial dan Satpol PP yang dilakukan sejak 2015. Jenis kelamin monyet terdiri dari 9 betina dan usianya berkisar antara 2-4 tahun. Sisanya jantan. Satwa didapatkan dari Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Bogor dan Sukabumi.
Ketua JAAN, Benfica, mengatakan jumlah monyet ekor panjang yang diselamatkan sejak 2015 itu sebanyak 59 ekor. “Mereka kemudian dikarantina di RS Hewan Provinsi Cikole," kata Benfica ditemui usai acara pelepasliaran eks topeng monyet Jawa Barat yang digelar di halaman belakang Gedung Sate, Bandung, Jumat (26/10/2018).
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan pemeriksaan medis tahap akhir dan observasi perilaku, kondisi keseluruhan monyet tersebut dinyatakan sehat. Penggabungan monyet dengan kelompoknya juga sudah terjalin baik dan yang paling utama perilaku liarnya telah pulih.
"Dari 59 ekor itu, 17 di antaranya yang paling siap. Sisanya dalam proses," kata dia.
Belasan monyet juga dipastikan sudah steril. Sehingga, monyet tersebut tidak akan berkembang biak dan tak akan menyebabkan over populasi.
Monyet yang dilepas juga dipasang chip untuk memudahkan pemantauan.
Sementara Cagar Alam Gunung Tilu dianggap lokasi yang ideal untuk pelepasliaran monyet.
"Ketersediaan pakan, air dan keberadaan predator itu syarat utamanya," ujar Benfica yang sudah berkoordinasi dengan BBKSDA terkait lokasi lepas liar eks topeng monyet.
Cagar Alam Gunung Tilu merupakan kawasan konservasi hutan yang memiliki luas 8.000 hektare. Selain memiliki kawasan yang terlindungi, Gunung Tilu mempunyai keanekaragaman hayati yang lengkap di mana floranya melimpah dan faunanya masih lengkap.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Perencanaan Perlindungan dan Pengawetan BBKSDA Jabar, Rifki Muhamad Sirojan, menjelaskan Cagar Alam Gunung Tilu jauh dari perkampungan, memiliki kesediaan pakan dan air yang melimpah.
Rifki menambahkan, monyet ekor panjang populasinya cukup banyak dan paling produktif. Namun ia tak khawatir jika akan adanya penambahan eks topeng monyet yang dilepasliarkan ke habitatnya.
"Di sana predatornya ada macan tutul. Hasil riset menemukan tiga makanan tertinggi macan tutul adalah lutung, monyet dan babi hutan," paparnya. (Ananda Gabriel)