Naiknya Dolar Jadi Salah Satu Sebab Mahalnya Daging Ayam

Konten Media Partner
13 Juli 2018 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Naiknya Dolar Jadi Salah Satu Sebab Mahalnya Daging Ayam
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pedagang ayam di pasar. (sukabumiupdate/kumparan)
BANDUNG, bandungkiwari - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Dewi Sartika menyebutkan, kenaikan harga daging ayam disebabkan biaya produksi yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan, pertama harga DOC (Daily On Chick). Ayam yang panen minggu kemarin masuk kandang seminggu sebelum lebaran. Lalu, ayam yang akan keluar minggu depan keluar baru masuk kandang sepekan pasca-lebaran.
"Jadi memang dari masukannya juga sudah mahal. Kedua, harga dolar naik sehingga harga pakan naik," tutur Dewi, Jumat (13/7/2018).
Ketiga, lanjut dia, yaitu soal Antibiotik Growth Promoter (AGP) atau antibiotik imbuhan pakan. Praktik ini dalam sektor perunggasan sudah dilarang di seluruh dunia. Sementara, pengganti AGP sendiri butuh biaya tambahan.
"Sampai sekarang belum ada penggantinya sehingga menyebabkan adanya beberapa konversi pakan di kalangan peternak ayam. Jadi itu sudah membuat tambahan biaya," papar Dewi.
Di sisi lain, ia menyebutkan, kondisi cuaca akhir-akhir ini yang cenderung lebih dingin dari biasanya juga ikut memengaruhi harga daging ayam. Sehingga, peternak harus membuat dinding bruder yang biasa 2 minggu menjadi 3 minggu.
ADVERTISEMENT
"Harga di ternak sudah Rp 21 ribu, masuk broker 28-29 ribu. Rata-rata Rp 40 ribu, ada juga yang Rp 42 ribu di pasar," ujarnya.
Selain kenaikan harga daging ayam, Dewi mengakui harga telur juga ikut merangsek naik. Telur yang dibeli dari Blitar sudah mengalami kenaikan sebesar 35 persen.
"Untuk telur dari sananya juga sudah mahal. Rp 25 ribu dan masuk ke kita Rp 28 ribu," kata dia.
Dewi mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan agar harga daging dan telur ayam kembali stabil. Di hulu, peternak ayam diberikan penyuluhan terkait lingkungan kandang. Termasuk bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk mencari solusi terkait AGP.
"Soal harga naik ini tidak di hulu, tapi di hilir. Kemarin menteri perdagangan mengumpulkan pelaku industri unggas dan tentunya harapannya hal ini jadi perhatian untuk semua kalangan," tuturnya. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT