Konten Media Partner

Organisasi Lintas Agama Deklarasi Damai di Gereja Kristen Indonesia

14 Mei 2018 21:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Organisasi Lintas Agama Deklarasi Damai di Gereja Kristen Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia cabang Jawa Barat, Pachrurizal membacakan pernyataan sikapnya dalam deklarasi damai bersama Organisasi Kepemudaan dan Organisasi Kemahasiswaan lintas agama di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bandung, Senin (14/5/2018). (Utara Jaya)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Peristiwa bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya memicu reaksi dari elemen masyarakat lintas agama. Di Bandung, kelompok pemuda dan mahasiswa lintas agama melakukan deklarasi damai di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bandung, Jalan Maulana Yusuf, Senin (14/5/2018).
Peserta deklarasi adalah perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ‎Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Jaringan Gusdurian, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI);
Lalu, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Perhimpinan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia;
Hadir pula perwakilan dari organisasi kepemudaan seperti Pemuda ‎Pancasila (PP), Angkatan Muda Siliwangi, serta Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), serta sejumlah jemaat dan pengurus.
Perwakilan Gusdurian Bandung, Awi Jaya membuka deklarasi damai dengan mengungkap ajaran Gus Dur (Presiden keempat RI Abdurahman Wahid).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, salah satu terobosan peninggalan almarhum Gus Dur adalah memerintahkan kepada Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) untuk mengawal setiap gereja ketika perayaan natal.
Langkah Gus Dur bukan semata soal sentimen agama, namun juga merupakan bagian dari kemanusiaan.
"Kesadaran kedamaian timbul karena kita ciptakan, ini ditularkan Gus Dur kenapa bersikeras memerintahkan Banser menjaga gereja, bukan semata-mata menjaga gereja tapi mencederai kedamaian karena luka bagi Kristen adalah menyakiti bangsa," kata Awi saat deklarasi.
Sementara Koordinasi wilayah 3 GMKI Jawa Barat, Theo C. Tambunan, ‎menyerukan kepada masyarakat, terutama dari kalangan mahasiswa dan memeluk agama kristen untuk tidak terpancing provokasi akibat peristiwa teror di Surabaya.
Theo menegaskan sekalipun terjadi penyerangan bom bunuh diri di tiga gereja di Indonesia, namun GMKI akan berada di garis depan mengawal persatuan dan kesatuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, keutuhan negara jangan sampai tergoyahkan peristiwa teror.
"Kita bukan berbicara apa agamamu atau apa sukumu, tapi ini tentang kemanusiaan. Kita mengimbau kepada masyarakat tidak terprovokasi atas isu ini dan tidak takut atas tindakan teroris," ujar Theo. (Utara Jaya)