Panitia SBMPTN Juga Harus Antisipasi Membeludaknya Pendaftar

Konten Media Partner
16 Februari 2019 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SMAN 8 Bandung, Jalan Solontongan. (Iman Herdiana)
zoom-in-whitePerbesar
SMAN 8 Bandung, Jalan Solontongan. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari – Layanan penyelenggara Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) juga diminta siap-siap mengantisipasi membeludaknya pendaftar calon mahasiswa. Jika tidak, masalah server akan kembali menjadi kendala yang merugikan calon mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Persiapan matang diperlukan mengingat sudah terbukti pada pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) secara online tahun ini menuai banyak keluhan karena masalah server. Di tahun-tahun sebelumnya, layanan online serupa juga mengalami kendala yang mirip.
“Panitia yang melayani segala yang online untuk anak-anak SMA, sebaiknya mempersiapkan diri. Sudah terbukti dari UNBK kemarin, lalu SNMPTN ini, tidak sanggup melayani pengguna layanan yang banyak dalam waktu serentak,” kata Nursyawal, orang tua siswa yang mendaftar SNMPTN asal Bandung, Sabtu (16/2).
Nursyawal mengusulkan agar ke depan layanan pendaftaran online ini dilakukan berdasarkan zonasi. Dengan demikian, ada pengelolaan arus pengguna pada waktu yang berbeda. Masalah gangguan server terjadi ketika calon mahasiswa ramai-ramai mengakses di waktu bersamaan.
ADVERTISEMENT
Maksud sistem zonasi tersebut, kata dia, pendaftaran dibagi per wilayah. Misalnya, wilayah yang sepi penduduk seperti Papua, Maluku, NTT, NTB didahulukan untuk mendaftar. Zona berikutnya Sulawesi, Kalimantan dan Bali. Berikutnya, Sumatera, disusul Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
Dengan sistem zonasi ia yakin tidak akan terjadi masalah hang seperti SNMPTN ataupun UNBK. “Sehingga pengguna layanan tidak membludak dan membebani server,” kata dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Bandung ini.
Dalam waktu dekat, murid kelas 12/3 SMA di seluruh Indonesia juga akan menghadapi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang calon pesertanya akan lebih banyak dari SNMPTN. Pendaftaran untuk SBMPTN pun dilakukan secara online, begitu juga ujiannya.
ADVERTISEMENT
Nursyawal melihat tidak ada pengaturan untuk SBMPTN. Karena itu, ia khawatir terjadi kekisruhan yang lebih besar lagi. Ia pun meminta agar panitia membuat sistem pengaturan yang mumpuni dan tangguh.
“Saran saya, SBMPTN diatur penggunanya agar tidak membludak. Seperti mengatur jalan raya dengan nomor ganjil genap,” katanya.
Nursyawal sendiri turut disibukkan dengan pendaftaran anaknya yang kelas 12 SMAN 8 Bandung dan menjadi satu dari ribuan yang mendaftar SNMPTN tahun ini. Ia menuturkan, anaknya termasuk yang panik karena mengalami sulitnya log in saat finalisasi di laman resmi pendaftaran SNMPTN, yakni Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Untuk bisa mendaftar SNMPT, murid sudah dibekali fasword oleh kepala sekolahnya agar bisa log in ke laman LTMPT. Anak Nursyawal sudah menerima fasword tersebut pekan lalu. Sehingga input data bisa dilakukan di mana saja asal memiliki koneksi internet.
ADVERTISEMENT
Sebagian siswa yang sudah yakin dengan pilihan kampus dan jurusan, sudah bisa mendaftar di saat awal pembukaan pendaftaran. Mereka tidak mengalami masalah saat log in. Namun menurutnya, jumlah siswa yang sudah yakin dengan pilihannya di awal-awal dibukanya pendaftaran masih sedikit. Umumnya mereka masih mempertimbangkan jurusan apa yang akan dipilih, mereka juga melihat kemungkinan mana jurusan yang padat/banyak diminati, dan seterusnya.
Selain itu, mereka juga baru tahu jurusan mana saja yang ada di SNMPTN begitu membuka web LTMPT.
“Jadi ada juga yang tadinya mau jurusan A, ternyata tidak ada pilihannya di web. Misalnya, anak saya mau pilihan planologi, tapi ternyata ga ada dalam SNMPTN, hanya ada sipil dan arsitek. Jadi anak-anak itu butuh waktu untuk merumuskan pilihannya,” tutur Nursyawal.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, anaknya sempat mengalami kesulitan log in sejak Minggu malam, 10 Februari 2019. Ia akhirnya bisa melakukan finalisasi pada Kamis (14/2) setelah ramai keluhan mengenai sulitnya mengakses LTMPT. (Iman Herdiana)