Parade Foto Bulan Cinta Inggit Garnasih di Bandung

Konten Media Partner
3 Februari 2019 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
BANDUNG, bandungkiwari - Tidak banyak yang tahu di negeri ini jika Februari merupakan bulan bersejarah untuk bangsa Indonesia. Pada 17 Februari 1888 telah lahir seorang anak kecil di desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang pada jejak sejarah kemudian dikenal dengan nama Inggit Garnasih.
ADVERTISEMENT
Nama Inggit Garnasih pun bukan jaminan telah dikenali dan melekat di jiwa anak negeri ini. Masih banyak yang tidak tahu nama Inggit Garnasih, berbeda dengan Kartini, Cut Nyak Dhieun, Fatmawati atau Dewi Sartika. Nama Inggit masih asing di telinga terutama anak muda saat ini.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Inggit Garnasih, tiada lain istri kedua Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Sukarno yang menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung. Sosok Inggit memiliki peran penting dalam pendidikan Sukarno, membiayai perjuangan sampai aktifitas politiknya menjadi Presiden.
Memandang begitu pentingnya Inggit Garnasih Kelompok Anak Rakyat (Lokra) mendeklarasikan Februari sebagai BULAN CINTA IBU BANGSA INGGIT GARNASIH sejak 1 Februari 2015 lalu bersama 8 komunitas di Jawa Barat. Deklarasi Bulan Cinta Ibu Bangsa Inggit Garnasih ini adalah suatu gerakan independen yang didasarkan atas kesadaran para pemuda dalam merawat ingatan tentang sosok dan jasa-jasa Ibu Inggit Garnasih kepada masyarakat kecil yang peranannya telah terlupakan dan tak tercatat dalam buku-buku sejarah disekolah.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Peringatan Bulan Cinta Ibu Bangsa Inggit Garnasih kali ini memasuki tahun ke-5, rangkaian pertama dilaksanakan mulai Jumat, 1 Februari 2019 diisi dengan sebuah pertunjukan berjudul “Dramaphotdance 8 Hour Non-stop”. Pertunjukan ini terdiri dari Dramatic Reading (Maudy Widitya), Photography (Khairizal Maris) dan Anggha Nugraha (Dance/tari) selama 8 jam non-stop. “Para performer pada pertunjukan ini masing-masing menceritakan tentang 3 sosok yaitu H. Sanusi (suami Ibu Inggit yang ke-2), Ir. Sukarno (suami Ibu Inggit yang ke-3) dan Ibu Inggit Garnasih. Pertunjukan dimulai dari Makam Ibu Inggit Garnasih, Jalan Braga, Gd. Indonesia Menggugat, Pasar Astanaanyar, Rumah Bersejarah Ibu Inggit Garnasih dan berakhir di SR Iboe Inggit Garnasih Jl. Liogenteng” ungkap Gatot Gunawan yang bertindak sebagai Art Director sekaligus koordinator Lokra.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Kegiatan yang diselenggarakan di ruang publik ini memang disengaja untuk mencuri perhatian masyarakat di tengah aktifitas kesehariannya. Seperti yang terjadi di kawasan Braga Bandung pada Jumat (1/2/2019), para pelaku perfomance ini berhasil ‘mengganggu’ para pejalan kaki dengan tarian dan pembacaan penggalan buku Kuantar ke Gerbang; yang menceritakan kisah hidup Inggit dan Sukarno karya Ramadhan KH. Kegiatan yang memiliki misi untuk mengenalkan kembali jasa Inggit Garnasih kepada klahayak luas ini, direncanakan berlangsung selama satu bulan penuh dengan rangkaian, Menulis Surat Cinta untuk Ibu Inggit Garnasih, Pawai Obor dan Renungan Suci Menyambut Hari Lahir Ibu Inggit Garnasih ke-131 dan Ziarah Makam Ibu Inggit Garnasih dan Tahlil/Do’a Bersama.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Menurut Gatot Bulan Cinta Ibu Bangsa Inggit Garnasih pada hakekatnya adalah milik bersama, siapa pun dapat menggelar pelbagai kegiatan yang bertemakan Bulan Cinta Ibu Bangsa selama bulan Februari.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan ini didedikasikan untuk Ibu Inggit Garnasih seorang wanita yang luar biasa dengan kisah perjalanan hidupnya yang dapat dijadikan tuntunan oleh lapisan masyarakat. Tanpa mengesampingkan peran dan jasa istri-istri Bung Karno yang lainnya” tegasnya.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Sementara menurut Maudy Widitya yang membacakan penggalan kisah Ku antar Ke Gerbang, dirinya menemukan banyak pengalaman berarti terlibat dalam kegiatan yang berlangsung selama 8 jam tersebut.
“Saya tidak seberapa dibandingkan sosok Inggit Garnasih. Ibu Inggit berjasa mengantar Sukarno menuju kemerdekaan. Ibu Inggit tidak memikirkan kepentingan untuk dirinya sendiri. Bahkan tidak ingin mengekpose siapa dirinya di Indonesia,” ucap Maudy yang juga berprofesi sebagai aktris.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Inggit memang tidak seterkenal sosok pahlawan lain, dalam catatan buku sejarah, namanya hanya menjadi catatan kecil semata. Namun tentunya kehidupan Inggit yang sederhana di masa tuanya di Bandung, mampu menjadi teladan bagaimana berjuang tanpa pamrih untuk negara.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
“Kami berharap Kota Bandung tidak kehilangan identitas sebagai kota kawah candradimukanya para pejuang. Spirit Ibu Inggit Garnasih harus terus hidup di kalangan generasi muda,” ucap Gatot.
Bulan Cinta Inggit Garnasih yang dihelat Kelompok Anak Rakyat (Lokra) di Bandung. Acara ini memeringati hari kelahiran Ibu Inggit yang merupakan istri Bung Karno. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Para perfomance artis terus bergerak menyambangi Gedung Indonesia Menggugat, tempat di mana Sukarno melahirkan Pledoi Indonesia Menggugat pada kolonialisme Belanda. Beruntung di tengah aksi mereka membawa sebuah bingkai foto hitam putih sederhana yang memajang sosok Inggit Garnasih di masa senja.
ADVERTISEMENT
Foto itulah yang secara tidak langsung menjadi penerjemah dan jawaban ketika banyak orang memertanyakan aksi mereka di ruang publik yang menepis aroma sejarah, menawarkan gaya hidup dan peradaban yang serba teknologi. (Agus Bebeng)