Pelaku Hoaks Petugas KPPS Tewas Diracun Diburu Polisi

Konten Media Partner
15 Mei 2019 19:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoaks atau kabar bohong. (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoaks atau kabar bohong. (Pixabay)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Kepolisian tengah memburu pelaku penyebar hoaks yang menyebutkan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) asal Kota Bandung meninggal karena diracun.
ADVERTISEMENT
Untuk mencari pelaku, Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) sudah berkoordinasi dengan Polda Jateng.
"Kita masih bekerja sama dengan Polda Jateng dari Ditreskrimsus. Jadi tim sudah bergerak," kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko, Rabu (15/5).
Polda Jabar sebelumnya sudah mengendus terduga pelaku pembuat hoaks anggota KPPS meninggal diracun asal Kota Bandung. Kabarnya pelaku berasal dari Jawa Tengah.
Hanya saja, menurut Trunoyudo, proses penyelidikan membutuhkan waktu cukup panjang. Sebab pihaknya harus memastikan pelaku penyebar hoaks apakah pembuat atau hanya menersukan informasi yang ada di media sosial.
"Untuk mendalami dan melihatnya apakah ini akun (yang menyebarkan hoaks) itu meng-create (membuat) langsung atau hanya meneruskan tentu ini butuh penyelidikan dan waktu," kata Trunoyudo.
ADVERTISEMENT
Trunoyudo menyebutkan, pihak keluarga anggota KPPS yang meninggal sudah menyampaikan laporan. Mereka keberatan atas informasi yang menyesatkan.
"Keluarga sudah berkeberatan dengan adanya informasi tersebut dan juga dugaan yang ingin dilakukan otopsi. Sebenarnya sudah dijelaskan terhadap korban memang kelelahan karena interaksi yang sifatnya pekerjaan," ujarnya.
Untuk diketahui, kabar petugas KPPS meninggal dunia karena diracuni menyebar di masyarakat melalui media sosial.
Isu tersebut berawal dari unggahan pemilik akun Facebook bernama Doddy Fajar dan akun Twitter PEJUANG PADI @5thsekali. Dalam unggahannya, disebutkan anggota KPPS bernama Sita Fitriati meninggal akibat diracun.
Dalam keterangannya, almarhum merupakan mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun dan dalam tubuhnya ditemukan zat kimia yang mengandung racun yang sangat berbahaya.
Sementara pihak keluarga sendiri menyatakan isu tersebut hoaks. Bahkan pihak keluarga sudah melaporkan hoaks tersebut ke polisi. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT