Pendapat Dokter Ahli Jiwa Terhadap Pelaku Pengeroyokan Haringga

Konten Media Partner
25 September 2018 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendapat Dokter Ahli Jiwa Terhadap Pelaku Pengeroyokan Haringga
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ilustrasi. (Pixabay)
BANDUNG, bandungkiwari – Fanatisme buta memicu pengeroyokan terhadap Haringga Sirla, suporter Persija Jakarta, yang tewas di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9/2018). Dari kacamata ilmu kejiwaan, adanya fanatisme berlebihan ini membuat kesadaran diri (self awareness) pelakunya berkurang atau menghilang.
ADVERTISEMENT
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKI), Teddy Hidayat, mengatakan fanatisme membuat sikap, nilai dan perilaku pelaku penganiayaan diganti oleh kepribadian kelompok yang sama sekali berbeda atau bahkan sebaliknya.
"Seseorang yang sehari-hari penurut dan santun dapat berubah beringas, kejam dan tidak berprikemanusiaan. Terlebih bila ada yang berperan memberi komando untuk melakukan tindakan tersebut," terang Teddy di Bandung, Selasa (25/9/2018).
Menurutnya, dalam kasus penganiayaan Haringga, perilaku kelompok yang mendukung kekerasan terjadi bukan berasal dari perilaku pribadi seseorang. Tersangka penganiayaan berada dalam situasi dan lingkungan yang kondusif menjadi arogan, kejam, reaktif dan merasa paling hebat.
Teddy juga menyayangkan pada waktu kejadian tidak ada seorang pun yang berani menghalangi kejadian terebut. Sehingga muncul pertanyaan, seberapa besar perilaku merusak di masyarakat sekarang ini.
ADVERTISEMENT
"Yang juga perlu ditelusuri apakah pelaku berada di bawah pengaruh alkohol atau obat obatan terlarang," ujar Teddy.
Sejauh ini, polisi terus melakukan penyeldikan kasus mengenaskan ini. Terbaru, polisi menduga peristiwa nahas tersebut diawali penggeledahan atau sweeping oleh oknum suporter. (Arie Nugraha)