Peneliti Temukan Bahaya Kekurangan Berjemur Sinar Matahari

Konten Media Partner
6 Agustus 2018 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Temukan Bahaya Kekurangan Berjemur Sinar Matahari
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berjemur matahari. (Pixabay)
BANDUNG, bandungkiwari – Kekurangan vitamin D sebenarnya mudah diatasi. Sebab salah satu sumber pembentuk vitamin D dalam tubuh adalah sinar matahari. Sehingga orang yang kurang vitamin D cukup melakukan berjemur setiap hari.
ADVERTISEMENT
Namun konsultan alergi imunologi anak, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr., Sp.A(K), M.Kes. NIDN., dalam penelitiannya menemukan hasil cukup mengejutkan.
Dokter anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung ini melakukan penelitian terhadap ibu hamil dan kelahiran anak. Dari situ ditemukan kekurangan vitamin D karena kurang terpapar sinar matahari.
“Pada penelitian kami yang terbaru, untuk ibu hamil trimester pertama sampai melahirkan anaknya dan bahkan kini sudah 3-4 tahunan kami lakukan pemeriksaan vitamin D. Ternyata 90 persen semua golongan umur tersebut dalam keadaan defisiensi vitamin D,” papar Budi, di Bandung, baru-baru ini.
Direktur Kerjasama dan Korporasi Akademik Universitas Padjadjaran (Unpad) ini menjelaskan, defisiensi atau kekurangan vitamin D dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya gaya hidup yang berubah.
ADVERTISEMENT
“Kalau dulu ada anak-anak sering olahraga di luar sekarang di indoor semua. Orang-orang juga kalau istirahat kebanyakan di kafe atau orangtua mengajak keluarganya main ke mal, tidak pernah ke alam terbuka,” paparnya.
Sementara, kegiatan yang mempertemukan manusia dengan memanfaatkan sinar matahari cukup jarang dilakukan. Hal ini cukup ironis mengingat Indonesia adalah negara yang diberi paparan sinar mentari hampir setahun lamanya
“Bahkan dari penelitian kita ibu hamil 90 persen lebih kekurangan vitamin D. Hal ini yang kemudian membuat wajar jika stunting (perlambatan pertumbuhan) pada anak meningkat,” ucapnya.
Ihwal waktu berjemur, ia pun menyarankan agar anak-anak dan orang tua untuk menyisihkan waktu sejenak. Adapun waktu yang tepat untuk melaksanakannya adalah antara pukul 10 hingga pukul 1 siang. “Tidak usah lama-lama, minimal 15 menit sehari,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Vitamin D diketahui merupakan vitamin larut lemak yang terdiri struktur molekul steroid. Kebutuhan vitamin D ini tidak sepenuhnya didapatkan dari makanan tetapi juga bisa disintesis oleh tubuh dengan bantuan paparan sinar matahari.
Budi menjelaskan, vitamin D memiliki banyak peran selain untuk nutrisi pertumbuhan anak. Vitamin ini dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit autoimun, keganasan dan infeksi. Salah satu infeksi yaitu kuman yang diakibatkan tuberkulosis. (Ananda Gabriel)