Permintaan Pelatihan Bencana di Bandung Meningkat Pasca-Gempa dan Tsunami Sulteng

Konten Media Partner
15 Oktober 2018 7:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Permintaan Pelatihan Bencana di Bandung Meningkat Pasca-Gempa dan Tsunami Sulteng
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sihar Pandapotan Sitinjak, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Diskar PB Kota Bandung. (Utara Jaya)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung saat ini sedang kebanjiran permintaan untuk memberikan simulasi bencana. Diskar PB menegaskan pelatihan mitigasi bencana tersebut dilakukan tanpa dipungut biaya.
"Saya tekankan itu gratis, kalau itu tidak gratis silahkan lapor ke saya," ujar Sihar Pandapotan Sitinjak, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Diskar PB Kota Bandung.
Diungkapkan Sihar, saat ini permintaan untuk simulasi bencana terus mengalami peningkatan. Menurut dia banyaknya keinginan masyarakat untuk melakukan pelatihan mitigasi bencana ini sebagai dampak dari bencana yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Asalnya sebulan sekali, sekarang minimum seminggu dua atau tiga kali. Mungkin ke depan akan lebih banyak lagi karena sudah masuk banyak surat. Kita tidak melihat ini siapa karena kalau sudah bencana mah semua buka baju, semuanya lost," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat yang ingin membuat simulasi bencana, Sihar menuturkan pihak pemohon tinggal mengirimkan surat permintaan kepada Diskan PB. Nantinya, petugas dari Diskar PB akan menindaklanjuti permohonan tersebut dan berkoordinasi lebih lanjut perihal teknis pelaksanaan simulasi.
"Kirim surat permohonan saja ke Diskar PB, ungkapkan keinginannya, kami akan koordinasi, kita akan datang dulu skenarionya seperti apa, untuk berapa orang, kita berbicara dulu, kita tentukan waktunya apa yang dilakukan siapa berbuat apa dan baru go," terangnya.
Dipaparkan Sihar, beberapa instansi baik negeri maupun swasta sangat antusias meminta dilakukan simulasi bencana. Bahkan, sambung dia, terdapat banyak Taman Kanak-Kanak (TK) ataupun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mengundang Diskar PB agar memberikan pelatihan.
"Mulai dari anak TK, anak sekolah, itu kan tujuannya yang anter itu ibu bapaknya, tapi si anak itu juga kita latih bagaimana dia kalau lagi duduk bagaimana ke bawah sofa, bagaimana tiarap, ngelatih kebiasaan anak sehingga membantu orang tua," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sihar menuturkan, bagi masyarakat umum setidaknya simulasi bencana paling kecil dilakukan untuk setingkat RW. Selain pemberian materi mitigasi bencana, pihaknya juga sekaligus bisa menyampaikan langkah antisipasi dan menghadapi jika terjadi kebakaran.
"Minimal di tingkat RW, kan satu paket buat ibu-ibu bagaimana tabung gas dan sebagainya, kan satu paket antara bencana dengan kebakaran," katanya. (Utara Jaya)