Polda Jabar Gelar Apel Siaga Bencana 2018

Konten Media Partner
15 November 2018 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polda Jabar Gelar Apel Siaga Bencana 2018
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto mengecek kesiapsiagaan bencana di sela Apel Siaga Bencana 2018 di depan halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Terkait kebencanaan yang mengancam wilayah Jawa Barat, Kepolisian Daerah Jawa Barat melaksanakan kegiatan Apel Siaga Bencana 2018 di depan halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (15/11/2018). Apel ini dihadiri unsur TNI, Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, dan Dinas Perhubungan.
Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto yang memimpin apel mengatakan, apel dilakukan dalam rangka mengecek persiapan dan kesiapan petugas dalam menghadapi bencana banjir dan longsor.
"Maka kita semua telah siap sedia untuk mengamankan, menanggulangi dan menghadapj berbagai peristiwa bencana alam banjir dan longsor di Jabar," kata Agung, dalam sambutannya.
Agung melanjutkan, berdasarkan data BPBD Jabar, selama kurun waktu Januari hingga pertengahan November 2018 telah terjadi 1.322 kejadian bencana.
ADVERTISEMENT
Kejadian bencana terdiri dari tanah longsor sebanyak 351 kejadian, puting beliung (220), banjir (106), kebakaran hutan (141), kebakaran hunian (387), gempa bumi (2) dan gelombang pasang (5).
"Dampak bencana tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia, luka-luka dan kerusakan sarana prasarana," tutur Agung.
Agung juga berpesan kepada petugas agar menyiapkan fisik dan mental dalam melaksanakan tugas penanggulangan bencana.
"Siapkan mental dan fisik dengan dilandasi komitmen dan disiplin yang tinggi dalam komitmen memberikan bantuan dan pelayanan masyarakat," ucapnya.
Usai apel, Polda Jawa Barat juga berjanji akan menyelidiki apabila ditemukan unsur pidana yang menyebabkan terjadinya bencana alam di Jawa Barat. Polisi siap menindak jika ditemukan pelanggaran.
Kapolda memerintahkan jajarannya untuk menyelidiki potensi bencana banjir dan longsor yang terjadi di seluruh wilayah hukum Polda Jabar.
ADVERTISEMENT
"Itu masih belum kita lakukan. Tapi kita akan lakukan penyelidikan potensinya, asalnya dari mana. Misalkan ada bukit yang tadinya harusnya enggak ditebang tapi ditebang," kata Agung. "Siapa yang melakukan penebangan seperti yang lalu diproses hukum."
Agung menegaskan, jika dalam penyelidikan didapati ada faktor kesengajaan yang menimbukan bencana banjir dan longsor, pihaknya dengan tegas akan melakukan proses hukum.
"Iya, kalau ada temuan kita proses hukum. Ditindaklanjuti kalau ada alat bukti diproses hukum," ucapnya.
Dikatakan Agung, pasca-ditetapkannya siaga satu bencana banjir dan longsor, pada 1 November 2018 hingga 31 Mei 2019 oleh Pemerintah Provinsi Jabar, pihaknya telah menyiapkan personel dan sarana prasarana, yang bakal diturunkan dalam tanggap bencana di wilayah Jabar.
Adapun yang mendasari keputusan tersebut, kata Agung yakni hasil penelitian dan analisis BMKG terkait potensi hujan lebat hingga Mei 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Dari informasi yang ada sudah hujan dari daerah selatan dan tengah. Utara belum, tapi dari kontur tanah utara lebih rendah," paparnya.
Agung menambahkan, penanganan pelaksanaan dalam tanggap bencana bakal berkodinasi dengan BPBD Jabar dan Basarnas.
"Penanganan bencana alam leading sectornya di BPBD dan Basarnas. TNI dan Polri mendukung mereka. Memang kalau ada pertama kejadian, siapapun yang pertama harus bantu mulai dari tolong menolong, membantu sampai dengan evakuasi," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Jabar Dicky Saromi mengungkapkan, dalam laporan sejak awal November 2018, bencana banjir dan longsor menelan korban tujuh orang meninggal dunia.
"Enam orang di Tasikmalaya dan satu orangnya yang terbawa hanyut di banjir di Pangandaran," kata Dicky.
Perbaikan Jalan Akibat Longsor
ADVERTISEMENT
Material longsoran di jalur utama penghubung antara Kabupaten Cianjur dengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sudah dibersihkan. Jalur tersebut sudah bisa dilalui.
"Untuk longsor di Naringgul dari hari kemarin sudah selesai pembersihan longsorannya. Hari ini aktivitas lalu lintas sudah normal," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Barat Eko Damayanto, di Gedung Sate Bandung.
Pembersihan material longsor dilakukan selama dua hari menggunakan dua ekskavator dan dua loader sejak Selasa (13/11/2018). Meski demikian, para pengguna jalan diharap tetap hati-hati terutama ketika turun hujan.
"Mudah-mudahan tidak ada longsor susulan," kata dia.
Sebelumnya, tanah longsor menyebabkan jalur utama penghubung Cianjur Selatan dengan Kabupaten Bandung terputus. Material tanah, batu, dan pohon tertimbun setebal kurang lebih 4 meter di atas permukaan jalan.
ADVERTISEMENT
Longsor yang menutup ruas jalan terjadi di ruas jalan provinsi kilometer 232+800 dan kilometer 36+300, Naringgul Cidaun, Kabupaten Cianjur.
Hal itu mengakibatkan tertimbunnya jalan provinsi sepanjang lebih dari 60 meter di kilometer 232+800 dan 15 meter di kilometer 36+300.
Akibat kejadian ini, kendaraan dari arah Ciwidey di Bandung maupun Cidaun di Cianjur tidak bisa melintas. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa ini
Jalur lainnya yang terdampak longsor ialah jalan Gentong, Kabupaten Tasikmalaya. Kini jalur selatan tersebut sudah bisa dilalui arus kendaraan.
"Kalau jalur Gentong kemarin baru roda dua yang bisa lewat, untuk yang roda empat masih buka tutup," ucapnya.
Sedangkan jembatan Cipatujah masih dalam tahap pemasangan jembatan sementara atau jembatan bailey di lokasi ambruknya jembatan tersebut akibat diterjang banjir bandang Selasa lalu. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT