Polemik Daftar SNMPTN: Siswa Sulit Log In, Orang Tua Ikut Begadang

Konten Media Partner
16 Februari 2019 15:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petisi online SNMPTN di Change.org
zoom-in-whitePerbesar
Petisi online SNMPTN di Change.org
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Membludaknya pendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) secara online membuat situs pendaftaran resmi sulit diakses (hang). Akibatnya, bukan hanya murid yang panik, orang tua pun ikut sibuk.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, tahun ini pendaftaran SNMPTN dilakukan melalui laman resmi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Pendaftaran dibuka mulai 4-14 Februari 2019. Namun, keluhan muncul saat menjelang akhir penutupan pendaftaran.
Berdasarkan pantauan Bandungkiwari, keluhan laman LTMPT mulai hang sejak Senin (11/2). Keluhan banyak bermunculan di media sosial Twitter. Pada keesokan harinya, keluhan serupa masih terus bermunculan.
Bahkan, seorang bernama Stanley Johnson sampai membuat petisi online di Change.org terkait masalah sulit diaksesnya laman LTMPT, Kamis (14/2). Dalam petisi online yang berjudul “@LTMPT : Mohon agar web SNMPTN Dibenahi”, Stanley menulis:
@LTMPT: sebelumnya mohon maaf. Kami dan segenap peserta SNMPTN diseluruh indonesia memohon yang sebesar-besarnya agar Web SNMPTN untuk dibenahi. Sejak tanggal 12 siang - malam - sekarang, kami tidak dapat melakukan finalisasi. Sampai teman teman di seluruh Indonesia rela tidak tidur, padahal tinggal Finalisasi saja, mohon untuk segera diperbaiki sebelum batas akhir, karena kalau sampai hangus, ibarat sudah belajar giat buat SBMPTN tapi didiskualifikasi karena kelasahan teknis komputer. Finalisasi gagal dikarenakan web tidak dapat diakses. Mohon untuk dimaklumi, Mohon untuk ditindak lanjuti, sebelumnya kami peserta SNMPTN mengucapkan Terimakasih yang sebesar besarnya & Selamat menjalani hari. Sukses terus LTMPT
ADVERTISEMENT
Hingga berita ini diturunkan, petisi yang memuat gambar “502 Bad Gateway” itu mendapat 58.844 pendukung dan memperoleh bendera merah tanda “Kemenangan”.
Petisi ini membuat perubahan dengan 58.844 pendukung!” begitu keterangan pada situs Change.org.
Rela tidak tidur 24 jam hanya untuk mendaftar, kalo tidak siap online ngapain pakai sistem online?” tulis Syahrul Syawaludin mengomentari petisi.
Pendapat Syahrul ditimpali Safira Azzahrani, “Mau login dan isi formulir pendaftaran aja susahnnya setengah mati. Ngeklik puluhan kali ke log out lagi lagi dan lagi!
Calon mahasiswa yang lolos seleksi SNMPTN 2018. (Dok Humas ITB)
Di Bandung, hal serupa dialami Nursyawal, orang tua dari salah seorang siswa kelas 12 SMAN 8 Bandung. Nursyawal menuturkan, anaknya mulai melakukan pendaftaran sejak Minggu malam (10/2), tetapi tidak bisa.
ADVERTISEMENT
Kondisi itu bahkan membuat Nursyawal harus ikut begadang. Keesokan harinya, pendaftaran dicoba lagi, tetapi masih tetap gagal.
“Sampai begadang kolotna (orang tua), hanya untuk mengulang-ulang log in. Sampe Selasa siang (12/2) enggak bisa juga,” kata Nursyawal, Sabtu (16/2).
Sang anak baru bisa mendaftar pada Kamis (14/2). “Anak saya sendiri baru bisa finalisasi hari Kamis siang, di rumah temannya satu SMA yang sama-sama susah log in. Pada hari Kamis itu, masih tersisa 13 anak yang belum bisa log in. Akhirnya, satu per satu bisa log in. Sampai Jumat pagi kemarin (15/2), satu yang tersisa bisa finalisasi,” tutur Nursyawal.
Menghadapi keluhan yang membludak, LTMPT akhirnya menambah waktu pendaftaran menjadi hingga Sabtu. Namun, masalah serupa masih terjadi. Pendaftaran kembali diperpanjang menjadi hingga pukul 22.00 WIB, Selasa (19/2), sesuai pengumuman resmi dari LTMPT.
ADVERTISEMENT
Memperhatikan akses untuk Pendaftaran dan Finalisasi SNMPTN 2019 yang masih belum optimal, siswa dimohon tenang dan akan dilakukan pelayanan pendaftaran sampai dengan SELASA tanggal 19 Februari 2019 pukul 22.00 WIB. Jika ada siswa yang masih belum dapat melakukan pendaftaran dan finalisasi, maka akan dicarikan solusi yang pada prinsipnya tidak merugikan siswa,” demikian pengumuman yang ditandatangani Ketua LTMPT, Ravik Karsidi.
(Iman Herdiana)