Rahmat Baequni Minta Maaf dan Akui Sumber Informasinya dari Medsos

Konten Media Partner
21 Juni 2019 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ustaz Rahmat Baequni dalam diskusi yang digelar MUI Jabar di Pusdai Bandung, soal masjid dan simbol mirip iluminasi. (Ananda Gabriel)
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Rahmat Baequni dalam diskusi yang digelar MUI Jabar di Pusdai Bandung, soal masjid dan simbol mirip iluminasi. (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari – Penceramah Rahmat Baequni menyampaikan permohonan maaf karena telah menyebut ratusan petugas Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia karena diracun.
ADVERTISEMENT
Penceramah yang namanya mencuat setelah menuding masjid karya rancangan Ridwan Kamil memiliki simbol iluminati atau segitiga bermata dajjal itu menyampaikan permohonan maaf melalui pesan suara yang dikirimkan orang terdekatnya kepada wartawan.
Dalam rekaman suara itu, Rahmat Baequni menyatkan tidak bermaksud menyebarkan hoaks tentang meninggalnya anggota KPPS karena diracun melalui video yang kemudian beredar luas di media sosial (medsos).
Rahmat Baequni juga mengaku hanya mengutip informasi anggota KPPS karena meinggal diracun dari media sosial. Dengan kata lain, ia menjadikan sumber informasi anggota KPPS meninggal karena diracun berasal dari informasi yang beredar di media sosia.
“Sekali lagi demi Allah saya bersumpah atas nama Allah bahwa saya tidak bermaksud menyebarkan hoaks itu. Tetapi saya hanya mengutip, berita yang saat itu beredar di media sosial di Instagram, yang beberapa orang, semua orang pun bahkan di majelis itu juga pada mengatakan bahwa, ‘iya tahu bahwa ada informasi mereka seperti itu’,” kata Baequni, melalui rekaman suaranya, Jumat (21/6).
ADVERTISEMENT
Rahmat Baequni kemudian menegaskan bahwa informasi tersebut bersumber dari media sosial dan ulasan diskusi di televisi.
“Itu saya dapatkan saya hanya mengutip saja, demi Allah saya hanya mengutip saja dari media sosial yang saat itu sedang ramai, dan apalagi memang sudah diberitakan dengan ada beberapa di ILC dan sebagainya,” katanya.
Maka, ia pun mengakui bahwa informasi anggota KPPS meninggal karena diracut merupakan informasi yang keliru. Dan ia meminta maaf atas kekeliruan yang terjadi. Ia juga meminta maaf kepada kepolisian, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan masyarakat.
“Maka dari itu saya meminta maaf kepada aparat kepolisian RI dan kepada masyarakat termasuk kepada KPU, bahwa saya tidak bermaksud menyebarkan hoaks,” katanya.
“Tetapi sekali lagi itu hanya mengutip pemberitaan yang sudah ada di medsos, barang kali itu yang saya sampaikan, ini saya sampaikan dengan sungguh-sungguh dan silahkan kepada media untuk menguploadnya.” (Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT