Raih Gelar Doktor Kehormatan, JK Ungkap Cara Dorong Produktivitas

Konten Media Partner
13 Januari 2020 20:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Jusuf Kalla (tengah) berfoto bersama dalam acara Penganugerahan Doktor Honoris Causa di ITB, Senin (13/1). (Foto-foto: Assyifa/bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Jusuf Kalla (tengah) berfoto bersama dalam acara Penganugerahan Doktor Honoris Causa di ITB, Senin (13/1). (Foto-foto: Assyifa/bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) ke-10 dan 12, Muhammad Jusuf Kalla menyampaikan orasi ilmiah bertajuk 'Mendorong Produktivitas, Meningkatkan Kesejahteraan Bangsa' di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Senin (13/1). Orasi ilmiah ini disampaikan dalam Sidang Terbuka Penganugerahan Doktor Honoris Causa M. Jusuf Kalla.
ADVERTISEMENT
Dalam orasinya, pria yang akrab disapa JK ini menceritakan mengenai upaya yang pernah ia lakukan dalam meningkatkan produktivitas, baik di sektor swasta maupun di pemerintahan.
Pertama, ia bercerita mengenai PT Bukaka yang dijadikan produsen dan eksportir garbarata atau jembatan yang  menghubungkan ruang tunggu penumpang dengan pintu pesawat terbang.
Pembangunan Bandara Soekarno-Hatta tahap 2 pada era 90-an lah yang menjadi titik awal kiprah Bukaka sebagai produsen garbarata. "Hingga saat ini produk Bukaka telah dipakai di banyak bandara terbaik di dunia," ujarnya.
JK juga berbagi pengalaman mengenai konversi energi yang dilakukan pada sekitar tahun 2005. Selain itu, JK pun menceritakan mengenai pengubahan pembangunan bandara di Indonesia.
Menurutnya, prinsip bandara adalah nyaman, efisien, dan simpel. Namun, prinsip ini terkadang dikorbankan untuk estetika. "Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar dan Bandara Kuala Namu di Medan adalah dua bandara pertama di Indonesia yang didesain menggunakan prinsip-prinsip di atas," tutur JK.
Tak hanya itu, JK juga memiliki inovasi mewujudkan panser produk Indonesia serta mewujudkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mengandalkan kemampuan insinyur Indonesia.
ADVERTISEMENT
JK menyebutkan, produktivitas bukan hanya dalam bentuk fisik. Menurutnya, pelaksanaan program atau proyek dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah juga merupakan produktivitas. Salah satu yang pernah dilakukannya adalah Asian Games 2018.
"Apa yang telah kita kerjakan tentu niatnya bukan untuk meraih penghargaan, tapi niatnya untuk kemaslahatan seluruh masyarakat. Tapi tentu ITB memberikan penghargaan karena memang ITB menambah suatu pengalaman, tentu saya sangat menghargai itu," tutur JK.
Menurut JK, setidaknya terdapat enam hal penting dalam mencapai produktivitas yang 'lebih cepat dan lebih baik'. Pertama adalah pentingnya keberanian dan ketegasan untuk memulai dan mengambil risiko.
Hal penting yang selanjutnya adalah kualitas sumber daya manusia, serta manajemen dan akumulasi pengetahuan. Selain itu, JK juga menuturkan mengenai pentingnya peran entrepreneur dan perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
Terakhir, baginya wisdom juga merupakan hal yang penting. "Berbisnis harus dipandang sebagai ibadah. Begitu juga dalam pemerintahan, setiap kebijakan harus bermanfaat bagi seluruh masyarakat," ujar JK. (Assyifa)