Rambut Gimbal Dulu Dibenci Kini Dicari

Konten Media Partner
13 Juli 2018 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rambut Gimbal Dulu Dibenci Kini Dicari
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Proses membuat rambut gimbal. (Mega Dwi Anggraeni)
BANDUNG, bandungkiwari - Hampir setiap hari Docko menghabiskan waktunya di studionya di Bandung. Sebuah ruangan yang kerap dia gunakan untuk mengubah rambut pelanggannya menjadi gimbal. Dia namai studionya Dreadock.
ADVERTISEMENT
“Gimbal itu sekarang sudah menjadi gaya hidup,” ujar lelaki bernama asli Dicky Alfarizy.
Menggimbal rambut sudah mulai dilakukan Docko, sejak di bangku kuliah. Dia belajar secara otodidak. Projek pertamanya adalah rambutnya sendiri. Dengan terpaksa, Docko belajar memasang dan menyambung rambutnya sendiri karena tinggal jauh dari teman yang menggimbal rambutnya.
Sejak itu, menggimbal pun seolah menjadi rutinitasnya selepas kuliah pada 2011. Usaha yang dia geluti dari sejak tujuh tahun lalu itu kini membuahkan hasil. Kecintaannya pada rambut gimbal membuat nama Dreadock, label yang dia usung terdengar hingga ke beberapa negara seperti Singapura, Belanda, Australia, Jerman, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Dreadock merupakan studio yang dibuat Docko sebagai wadah para penyuka rambut gimbal. Di sana, Docko menawarkan jasa perawatan untuk para penyuka rambut gimbal. Mulai dari menggimbal, merapikan, hingga mencuci rambut.
Rambut Gimbal Dulu Dibenci Kini Dicari (1)
zoom-in-whitePerbesar
Studio Dreadock, Bandung, spesialis rambut gimbal. (Istimewa)
ADVERTISEMENT
“Tempat ini untuk mengubah stigma masyarakat tentang gimbal, sekaligus menaikan gengsi gimbal,” aku Docko.
Dulu, masyarakat kerap mengaitkan gimbal dengan hal negatif. Mulai dari ganja, kotor, bau, dan tentunya musik raggae. Bahkan, ketika itu kemampuan menggimbal rambut pun hanya dihargai dengan sebungkus atau dua bungkus rokok. Padahal menyilang dan membelit rambut bisa menyita waktu dan menghabiskan tenaga.
Lewat Dreadock Studio, Docko berusaha mengikis stigma itu dan membuat gimbal menjadi lebih dihargai. Hasilnya, dalam lima tahun Dreadock Studio kedatangan pelanggan dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa sampai ibu beranak dua. Mereka juga rela mengeluarkan uang mulai dari Rp450 ribu hingga Rp1 juta demi tampil gaya dengan rambut gimbal.
Nama Dreadock Studio memang sudah dikenal. Tapi hal itu tak membuat Docko berhenti. Dia bahkan membuat berbagai prodak pendukung studionya. Mulai dari merchandise sampai shampoo khusus untuk pemilik rambut gimbal.
ADVERTISEMENT
Tidak heran, meski sudah beberapa kali pindah lokasi, Docko masih tetap bisa mengibarkan benderanya. Kini, di studio barunya di Bukit Dago Selatan 1 No. 4 Bandung, Docko kembali dan siap melayani para pecinta rambut gimbal. (Mega Dwi Anggraeni)