RSHS Masih Lakukan Observasi terhadap Dua Terduga Virus Corona

Konten Media Partner
27 Januari 2020 13:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim dokter RS Hasan Sadikin sedang menjelaskan kondisi dua pasien terduga terjangkit virus Corona, Senin (26/1). (Foto: Ananda Gabriel)
zoom-in-whitePerbesar
Tim dokter RS Hasan Sadikin sedang menjelaskan kondisi dua pasien terduga terjangkit virus Corona, Senin (26/1). (Foto: Ananda Gabriel)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Tim dokter Sakit Hasan Sadikin Bandung masih melakukan observasi terhadap 2 pasien terduga terjangkit novel coronavirus (nCov) atau virus corona. Satu dari dua pasien tersebut warga negara China, sedangkan pasien lainnya Warga Negara Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pasien pertama yang berkebangsaan China dirujuk dari Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan, Kabupaten Bandung Barat. Adapun pasien lain dirujuk dari Rumah Sakit Borromeus Bandung.
"Jadi, ada dua pasien yang dirawat di RSHS. Yang pertama adalah pasien laki-laki, dewasa, warga negara China datang ke RSHS pada Minggu (26/1) sekitar jam 13.43 WIB," kata Direktur Utama RS Hasan Sadikin Bandung Nina Susana Dewi di Bandung, Senin (27/1).
Pasien pertama, lanjut Lina, membawa surat rujukan dari Rumah Sakit Cahya Kawaluyan. 
"Tertulis dalam rujukannya itu varingitis akut atau Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) akut," ujarnya.
Dari ruang IGD, dokter yang memeriksa pasien asal Tiongkok itu langsung memindahkan ke ruang isolasi yang masih berada di ruang IGD. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap pasien tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil pemeriksaan didapatkan pasien tersebut keadaan umumnya baik, kesadarannya baik tanda vitalnya baik. Suhu tubuh di dalam rujukan itu 37,7 derajat tapi pada saat diperiksa dokter di sini itu 36 derajat," kata Nina.
Nina menegaskan bahwa hingga kini status pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien Tiongkok baru sebatas observasi ISPA akut. 
"Dokter yang di triase tersebut menyatakan observasi flu atau infeksi saluran pernafasan atas akut," ujarnya.
Memang menurut Nina, pasien tersebut datang dari Kota Shincuan ke Indonesia pada 12 Januari 2020. Kota Shincuan berjarak sekitar 1.300 kilometer dari Kota Wuhan, tempat pertama kali terjadi penyebaran virus Corona.
"Jadi diperkirakan takut ada riwayat ke sana dan takut ada kontak, sehingga pada malamnya dia diisolasi di Ruang Isolasi Infeksi khusus (RIKK) Kemuning. Datang melalui IGD menggunakan ambulans khusus pengantar infeksi langsung masuk ke belakang gedung, jadi tidak melalui dalam RSHS," tuturnya. 
ADVERTISEMENT
Nina menambahkan, pasien tersebut kemudian diperiksa kembali oleh dokter-dokter ahli RSHS dengan situasi dan kondisi yang sama bahwa diagnosanya sama, yakni infeksi saluran pernafasan atas akut.
"Hari ini sampel virus dan spesimen dikirim ke Balitbangkes untuk melihat apakah pasien tersebut positif atau tidak. Jadi sampai sekarang pasien tersebut baru observasi infeksi saluran pernafasan atas yang akut," ujarnya.
Adapun satu pasien lain, yakni WNI berjenis kelamin laki-laki, datang pada hari yang bersamaan.
"Kemudian pasien yang kedua itu pasien yang datang dari Rumah Sakit Borromeus, pasien datang dengan keluhan kejang dan tidak sadar. Pasien sempat pergi keluar negeri ke Singapura pada 19 Januari dan pulang tanggal 22 Januari. Pada saat pulang dengan keluhan tersebut akhirnya datang ke Borromeus," kata Nina.
ADVERTISEMENT
Dengan pertimbangan ada riwayat ke luar negeri selain mengalami keluhan sakit flu, batuk dan demam, maka pasien dirujuk ke RSHS. "Tim kami meng-acc untuk masuk ke ruang isolasi khusus juga," katanya.
Dijelaskan Nina, pasien tersebut memang mengalami perburukan pernafasan, sehingga observasinya infeksi saluran pernafasan bawah akut.
"Pasien ini juga sama, hari ini sampelnya dikirim ke Balitbangkes. Kita menunggu hasil tersebut, jadi tidak bisa menunggu hasilnya langsung," katanya.
Menurut Nina, dengan begitu status kedua pasien tersebut merupakan pasien dengan pemeriksaan infeksi saluran pernapasan akut.
"Namanya observasi infeksi saluran pernafasan atas dan bawah akut. Jadi bukan terduga virus corona, sebab kalau corona itu diagnosa terkonfirmasi itu setelah dari litbangkes keluar hasil," ujarnya. 
ADVERTISEMENT
Nina menambahkan, pihaknya menunggu hasil laboratorium Balitbangkes paling cepat 1x 24 jam.
"Kalau kita ngirim ke sana 24 jam sebetulnya harus bisa diketahui. Biasanya akan dikirim lewat fax," katanya. (Ananda Gabriel)