Rumah Dikurung Tembok Tetangga, Eko Ngasih Surat Kepada Oded, Deddy Mizwar Sampai Jokowi

Konten Media Partner
12 September 2018 8:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah Dikurung Tembok Tetangga, Eko Ngasih Surat Kepada Oded, Deddy Mizwar Sampai Jokowi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Rumah Eko di RT 05 RW 06 Kelurahan Pasir Jati, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, yang dikurung tetangga. (Istimewa)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Terpaan pada Eko Purnomo (37) saat mengurus masalah rumahnya tidak sebatas dipingpong dinas terkait. Ia mengaku pernah dikejar Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) ketika melemparkan amplop berisi sepucuk surat permohonan bantuan kepada Presiden Jokow Widodo.
Eko juga mencoba menemui langsung sejumlah pemimpin daerah, di antaranya Wakil Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial dan Deddy Mizar yang saat itu menjabat wakil gubernur Jawa Barat.
Kemudian Eko menceritakan pertemuannya bersama Oded terjadi ketika Wakil Wali Kota Bandung itu sedang melakukan kunjungan ke salah satu daerah di Kecamatan Ujung Berung. Dia pun mencoba mendekati Oded untuk menyampaikan amplop berisi surat dan bukti tertulis duduk persoalan yang menimpa rumahnya di RT 05 RW 06 Kelurahan Pasir Jati, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
“Waktu itu lagi ada acara masjid di Paledang ada ibu lurah juga, saya tungguin sampai beres di luar dan pas beres saya maju dan bahkan ikut motoin orang lain, terus saya salaman dan cium tangan lalu saya serahin ke Pak Oded,” kata Eko saat ditemui Selasa (11/9/2018).
Tidak berselang waktu lama Eko tertegun dengan respons yang ditunjukan Oded bersama rombongan yang hadir. Saat itu, surat yang diberikannya memang sempat dibuka oleh Oded lalu diberikan kepada salah seorang staf pendampingnya.
Eko tidak bisa berbuat banyak ketika staf Oded justru hanya menyimpan kembali suratnya tersebut di salah satu bagian masjid, tempat pertemuannya itu terjadi. Dia hanya terpaku menelan kekecewaan dan kembali memungut surat yang diterlalantarkan di lantai.
ADVERTISEMENT
“Saya sampai nunggu masjid itu sampai sepi, saya diam aja. Udah sepi baru saya ambil lagi suratnya,” cetusnya.
Lain lagi dengan pengalaman Eko ketika datang menyambangi Deddy Mizwar yang saat itu masih menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Barat. Surat permohonan bantuan dan dilengkapi dengan kronologis beserta bukti kelengkapan administrasi berhasil dia sampaikan.
“Saya pernah ke Deddy Mizwar saya salaman sambil sun tangan dan minta tolong sama bantu saya dan keluarga, saya berikan berkas dia tanya apa ini de? Baca dulu aja,” ungkapnya.
Berbeda ketika menemui Oded, kali ini Eko mendapatkan respons positif, dan sempat mendapatkan tindak lanjut beberapa hari kemudian. Walaupun setelah itu, dia tidak kunjang mendapat kabar lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Tiga hari kemudian ada orang Dispenda katanya orangnya Deddy Mizwar, dia telepon dan nanya-nanya. Udah telepon itu udah aja nggak ada lanjutan lagi, saya takutnya malah dia bilang ke Pak Deddy Mizwar udah beres tapi nyatanya emang belum beres sampai sekarang,” katanya.
Lempar Surat Ke Jokowi
Selain itu, Eko Purnomo mengaku pernah melakukan tindakan yang tergolong nekat, yakni melemparkan sepucuk surat kepada Presiden Joko Widodo.
Eko menceritakan kala itu dia sudah kebingungan mencari jalan untuk mencari solusi rumahnya yang terkepung bangunan rumah lain sehingga tidak memiliki akses jalan. Sampai suatu ketika dia mendapat kabar bahwa Presiden Jokowi akan datang ke Kota Bandung gune manghadiri karnaval kemerdekaan 2017.
Tepatnya pad a26 Agustus, Presiden Jokowi hadir mengikuti karnaval dengan menaiki mobil hias dan menyusuri jalanan Kota Bandung. Kemudian Eko pun menunggu di persimpangan Jalan Diponegoro-Jalan Ir. H. Djuanda.
ADVERTISEMENT
“Begitu Pak Jokowi lewat, saya langsung lemparin surat saya. Sempet kelihatan sampe, tapi cuma kena ke bahunya saja,” katanya.
Dipaparkan Eko, dia sengaja membuat surat dengan tulisan tangan yang berisi permohonan bantuan dari Presiden Republik Indonesia ketujuh tersebut.
Seperti diiinformasikan sebelumnya, rumah Eko di RT 05 RW 06 Kelurahan Pasir Jati, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, tidak memiliki jalan akses untuk menuju ke rumah. Sebab, kediamannya yang menempati tanah seluas 72 meter persegi terkurung oleh bangunan rumah lainnya.
“Suratnya saya pakai tulisan tangan saya sendiri. Initinya saya minta keadilan, kalau bukan ke bapak saya ga tahu ke siapa lagi, saya cuma mohon dibantu,” cetusnya.
Aksi Eko tersebut praktis membuat Paspampres langsung bereaksi dengan menunjuknya sambil mempertanyakan barang yang dia lempar kepada Jokowi. Tanpa pikir panjang lagi, dia langsung berlari selincah mungkin menembus kerumunan, guna melarikan diri dari kejaran paspampres.
ADVERTISEMENT
“Saya langsung aja lari sekencang-kencangnya sambil nyelinap di kerumunan, terus lari ke arah Dukomsel masuk ke bangunannya dan lari ke toilet. Saya ngumpet sampai setengah jam lebih diem di dalam nggak berani keluar,” jelasnya.
Merasa upayanya gagal, Eko kembali mendapatkan informasi bahwa Presiden Jokowi melakukan pembagian sertifikat tanah di Kota Cimahi. Dia pun melakukan usaha serupa untuk mengirimkan surat kepada Jopkowi, dan lagi-lagi dirinya hanya bisa melemparkan suratnya saja.
“Jadi pas Pak Jokowi lagi bagi-bagi buku saya coba lempar lagi, tapi ga masuk ke kaca hanya nyentuh mobilnya,” dia menerangkan.
Eko kembali menceritakan saat itu dia harus melarikan diri untuk kedua kalinya karena Paspampres jelas mencurigai benda yang dia lempar olehnya, sekalipun hanya sepucuk surat.
ADVERTISEMENT
“Saya lari ga tahu udah sampai kemana pokoknya menjauh aja, motor juga saya tinggalin aja terus ngumpet. Udah berjam-jam ngumpet saya balik lagi buat nyari motor,” kenangnya.
Eko menilai saat ini hanya uluran tangan dari Presiden Jokowi-lah yang menjadi pertolongan terakhirnya. Sebab, dia telah berupaya menempuh prosedur di Pemerintahan Kota Bandung, namun tak kunjung membuahkan hasil.
“Pak Jokowi dengan hormat tolong bantu saya, ini bertentangan dengan program Pak Jokowi. Saya sertifikat buat, taat pajak, sudah mengikuti aturan,” katanya. (Utara Jaya)