Simak Proses Terjadinya Gempabumi Sukabumi

Konten Media Partner
10 Juni 2018 22:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simak Proses Terjadinya Gempabumi Sukabumi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ilusrasi gempabumi. (pixabay)
BANDUNG, bandungkiwari – Gempabumi tektonik dengan kekuatan magnitudo 4,2 yang terjadi Kamis (7/6/2018) di wilayah Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terjadi karena aktivitas subduksi lempeng di perut bumi.
ADVERTISEMENT
Ditinjau dari lokasi dan kedalaman hiposenternya, gempabumi tersebut bersifat dangkal. Sementara aktivitas subduksi terjadi pada lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia.
Kedua lempeng tersebut mengalami deformasi sehingga memicu gempabumi. “Terjadi deformasi batuan sehingga memicu terjadinya gempabumi,” terang Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah II, Joko Siswanto, melalui siaran pers yang diterima Bandungkiwari.com.
Sebelumnya, BMKG merilis gempabumi mengguncang Surade, Kabupaten Sukabumi, Kamis (7/6/2018) pukul 13.40.45 WIB. Analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terletak pada koordinat 7,81 LS – 106,52 BT, tepatnya di laut pada jarak 108 kilometer arah barat daya Kota Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 24 kilometer.
Peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di daerah pesisir selatan Sukabumi, dalam skala intensitas I SIG-BMKG (II MMI (Modified Mercalli Intensity)).
ADVERTISEMENT
Sesuai dengan laporan dari masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Surade dalam skala intensitas I SIG-BMKG (II MMI). Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut.
Namun hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.
“Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai dihimbau agar tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab, karena gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami,” ungkap Joko Siswanto.
Untuk diketahui, skala MMI merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempabumi. MMI terdiri dari 1 sampai 12, makin besar skala MMI makin besar dampak gempabumi. Pada gempabumi Sukabimi, skalanya II MMI yang artinya, getaran gempabumi dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT