Slamet Witjaksono Wafat Setelah Syukuran Patung Garuda Wisnu Kencana

Konten Media Partner
7 Agustus 2018 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Slamet Witjaksono Wafat Setelah Syukuran Patung Garuda Wisnu Kencana
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). (Foto: Cisilia Agustina/Kumparan)
BANDUNG, bandungkiwari - Slamet Witjaksono, seniman patung yang meninggal dunia karena gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018), merupakan sahabat seniman I Nyoman Nuarta, pembuat patung monumental Garuda Wisnu Kencana di Bali.
ADVERTISEMENT
Saat peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,0 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Minggu (5/8/2018), Slamet bersama rekan senimannya sedang kumpul di restoran Golden Palace, Kuta, Bali, pulau yang bertetangga dengan Lombok. Posisi seniman yang juga penerjun karena sering beraktivitas dengan kelompok penjelajah rimba Wanadri itu sedang berada di lantai dua restoran.
Ketika orang-orang panik karena gempa bumi, Slamet jatuh pingsan dan diduga kena serangan jantung. Jenazah Slamet lalu diterbangkan dari Bali ke Bandung. Jenazah sempat disemayamkan di rumah duka di Komplek AURI Cendrawasih, Jl Katalina 1 no 40, Cibeureum, Cimahi.
Manajer Program NuArt Sculpture Park, Keni K. Soeriaatmadja, menyatakan almarhum telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Al Barzah, Kampung Babakan Parongpong, Kota Cimahi yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Senin (6/8/2018).
Slamet Witjaksono Wafat Setelah Syukuran Patung Garuda Wisnu Kencana (1)
zoom-in-whitePerbesar
Slamet Witjaksono (kiri) pematung yang jadi korban gempa Lombok. (Foto: Facebook Andjar Kusmayadi)
ADVERTISEMENT
“Kemarin (almarhum) sudah dimakamkan di Cimahi,” kata Keni melalui pesan elektronik yang diterima Bandungkiwari.com, Selasa (7/8/2018).
Keni menyatakan, Slamet Witjaksono hadir di Bali, untuk menghadiri acara syukuran atas selesainya patung Garuda Wisnu Kencana atau GWK yang dikerjakan tim yang dipimpin seniman I Nyoman Nuarta.
Dalam kesempatan itu, Slamet hadir bersama rombongan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1973. ITB merupakan almamater Slamet maupun Nyoman. Namun, kata Keni, Slamet bukan bagian dari tim pembangunan patung GWK.
“Pak Slamet memang kawan dekat pak Nyoman, dulu sama-sama di studio patung FSRD ITB yg kemarin pergi ke Bali untuk menghadiri acara syukuran penyelesaian patung GWK, tapi beliau tidak termasuk di dalam tim pembangunannya,” terang Keni.
ADVERTISEMENT
Acara syukuran GWK sendiri digelar sehari sebelum gempa yang merenggut lebih dari 100 nyawa, yakni Jumat 4 Agustus 2018. Keni menambahkan, patung GWK maupun pedestalnya (dudukan) tidak terpengaruh gempa bumi tersebut.
“Kondisi gedung pedestal dan patung saat ini baik, karena memang patung GWK sudah disiapkan untuk tahan gempa sampai dengan 8 SR,” sebut Keni. (Iman Herdiana)