Sopir Angkot Bandung Tak Mau Ada Gesekan Lagi dengan Angkutan Online

Konten Media Partner
8 Mei 2018 15:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sopir Angkot Bandung Tak Mau Ada Gesekan Lagi dengan Angkutan Online
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sejumlah sopir angkot berdemonstrasi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung. (Iman Herdiana/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Selain demonstrasi dan mogok massal, puluhan sopir angkutan umum konvensional yang berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Selasa (8/5/2018), juga mengungkapkan berbagai keluhan terkait beredar bebasnya transportasi online.
Keluhan mereka mulai dari tingginya setoran, mahalnya kebutuhan pokok, BBM yang harus ganti dari Premium ke Pertalite yang harganya lebih mahal, hingga tanggungan keluarga.
“Kita juga tak mau demo terus meninggalkan kewajiban kepada anak istri. Tapi ini untuk kepentingan orang banyak, harus ikhlas. Tolong anggota DPR, Gubernur Jabar Heryawan, Wali Kota Bandung, dengarkan keluhan angkutan konvensional ini,” ungkap Eme Asma, Selasa (8/5/2018).
Eme Asma sehari-hari sopir angkot jurusan Kebon Kalapa-Dago, Bandung. Ia menjadi perwakilan Kobanter Bandung untuk mengikuti unjuk rasa tersebut. Pria dua anak itu menuturkan sejak munculnya transportasi online Bandung semakin macet. Sebab, semakin banyak orang yang menggunakan mobil.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, transportasi online tidak akan mau dituding mencuri penumpang dari sopir angkot. Tetapi, dampak kemacetan membuat laju angkot juga tersendat.
“Jadi tolong kepada para pejabat, uruslah legalitas transportasi online supaya ada aturannya, karena jalan makin macet, kami saja narik dari 7 rit kini cuma 5 atau 3 rit sehari,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus segera merealisasikan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 108/2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
Ia melihat, para sopir transportasi online belum menerapkan aturan, antara lain uji kir, sistem kuota, pelat nomor, dan aturan lain yang selama ini sudah dijalankan angkutan konvensional.
Pihaknya tidak menolak transportasi online yang kini kenicsayaan. Cuma, mereka harus diperlakukan setara dengan angkutan konvensional. Tanpa penegakan aturan, ia khawatir terjadi gesekan di lapangan.
ADVERTISEMENT
“Faktor utamanya untuk menghindari gesekan di lapangan. Kita tidak menolak mereka karena mereka juga sama-sama cari uang, sama saudara kita, sama Indonesia. Mereka hidup di Jabar kita, Bandung kita. Kita ingin agar tetap kondisif dan aman,” ungkap Eme.
Para sopir angkot pun mengancam jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka akan melanjutkan aksinya dengan mogok massal hingga empat hari ke depan. Saat ini, menurut Eme, cuma perwakilan saja yang datang berdemonstrasi. Ia mengeklaim anggotanya lebih dari 10 ribu. (Iman Herdiana)