Tradisi Pembacaan Babad Cirebon Sambut Hari Jadi Kota Wali

Konten Media Partner
14 September 2018 11:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi Pembacaan Babad Cirebon Sambut Hari Jadi Kota Wali
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pembacaan Babad Cirebon rangkaian acara Hari Jadi ke-649 Kota Cirebon. (Humas Pemprov Jabar)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Keraton Kanoman Cirebon menggelar pembacaan Babad Cirebon atau sejarah berdirinya Cirebon. Tradisi ini biasa digelar setiap malam Tahun Baru Islam 1 Muharam yang tahun ini menginjak 1440 Hijriah.
Pembacaan Babad Cirebon merupakan rangkaian acara Hari Jadi ke-649 Kota Cirebon. Acara ini digelar di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Lemah Wungkuk, Kota Cirebon, Rabu (12/9/2018) malam.
Pj. Walikota Cirebon Dedi Taufik berharap, tradisi ini bisa memberikan motivasi dan dorongan moral bagi masyarakat Kota Cirebon. "Babad sejarah dimaksud telah memberikan motivasi serta dorongan moral spiritual bagi masyarakat Kota Cirebon," kata Dedi, dikutip dari siaran pers Pemprov Jabar.
Hari Jadi Kota Cirebon ditetapkan berdasarkan tahun Hijriah, yaitu pada 1 Muharam. Ini menjadi pertanda sikap konsisten Cirebon yang berdasarkan latar belakang sejarah budayanya, sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Turut hadir pada acara ini Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin, Pangeran Pati Raja Muhammad Kodiran, serta anggota keluarga Keraton Kanoman lainnya.
Pangeran Pati Raja Muhammad Kodiran, mewakili keluarga Keraton Kanoman mengatakan bahwa Bangsal Witana merupakan tempat awal mula berdirinya Cirebon. "Karena Witana inilah awal mula asal usul Cirebon," kata Pangeran.
Selain itu, Pangeran juga menjelaskan alasan konsep acara pembacaan Babad Cirebon secara lesehan. Hal ini untuk mengingatkan kita bahwa pejabat berasal dari rakyat yang mesti duduk bersama.
"Acara ini juga sengaja kami konsep dengan cara lesahan. Agar kita bisa mengingat dan sadar bahwa pejabat berasal dari rakyat, maka rakyat dan pejabat sudah sepantasnya duduk bersama. Duduk bersama rendah berdiri sama tinggi dan saling menghargai," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan tradisi tersebut untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah lahirnya Cirebon.
"Ini untuk mengingatkan kita akan sejarah lahirnya Cirebon yang merupakan tempat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, hingga dikenal sebagai Kota Wali," kata Uu.
Uu menambahkan tradisi Babad Cirebon bisa menjadi salah satu sarana untuk mengenalkan budaya Cirebon. Terutama di era persaingan global seperti sekarang, budaya harus menjadi daya tarik wisatawan mancanegara agar berkunjung ke Cirebon.
Uu berharap melalui pembacaan Babad Cirebon ini, masyarakat bisa menjaga aset yang kita miliki dan terus melestarikan budaya Cirebon agar tidak punah. Terlebih pada zaman milenial ini masyarakat sudah terpengaruh budaya luar serba canggih, sehingga melupakan akar sejarah masa lalunya.
ADVERTISEMENT
"Besar harapan saya, dengan rutin acara ini bisa memupuk generasi muda agar tidak lupa akan sejarah Cirebon sebagai Kota Budaya dan Kota Keraton," ungkap Uu. (Iman Herdiana)