Video: Membedah Pentingnya Kesehatan Jiwa di NuArt Sculpture Park

Konten Media Partner
12 Februari 2019 9:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendari Pagi di NuArt Sculpture Park, Jalan Setraduta Blok L6, Bandung. (Nida Yasmin)
zoom-in-whitePerbesar
Kendari Pagi di NuArt Sculpture Park, Jalan Setraduta Blok L6, Bandung. (Nida Yasmin)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Kesehatan jiwa penting dipahami masyarakat. Untuk itu, Primepoint.id mengundang ahli kesehatan jiwa baik psikiater dan psikolog untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan jiwa dalam acara Kendari Pagi di NuArt Sculpture Park, Jalan Setraduta Blok L6, Bandung.
ADVERTISEMENT
Lewat acara bertajuk “Kenduri Pagi : Kumpul Diskusi Psikiatri & Psikologi” yang digelar Minggu kemarin (10/2), dibahas penjelasan mengenai arti sehat jiwa dari sisi ilmu psikiatri dan psikologi. Peserta acara ditergetkan mampu merumuskan langkah-langkah konkret yang akan dilakukan untuk lebih menerima dan mencintai diri dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan psikologis dan menjaganya tetap stabil hingga jangka Panjang.
Materi disampaikan dr. Gina Anindyajati SpKj dan Dr Retha Arjadi M Psi. Para narasumber juga mengajak bertukar pengalaman bersama peserta. Hal yang memotivasi para peserta untuk mengikuti acara tersebut ialah ingin mengetahui dan memotivasi human mind word atau dunia pemikiran manusia, agar tahu bagaimana mengenal diri secara dalam.
Video Kendari Pagi di NuArt Sculpture Park, Jalan Setraduta Blok L6, Bandung. (Nida Yasmin/Nisa Abdullah)
ADVERTISEMENT
Sehat jiwa didefinisikan sebagai kondisi individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya.
Faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan jiwa ialah stigma masyarakat, minimnya akses masyarakat ke layanan mental berkualitas, minimnya ahli media dan profesional yang fokus untuk kesejahteraan mental, ketidakpahaman masyakaratkat tentang kesehatan mental, model pemberian pelayanan yang terfregmentasi, dan minimnya kapasitas penelitian untuk implementasi juga perubahan kebijakan.
Acara juga menyampaikan latar belakang mengenai pentingnya kesehatan jiwa. Disampaikan juga pentingnya tenaga ahli profesional yang standar WHO 1:30.000.
“Orang dengan gangguan kesehatan jiwa itu banyak, dan membutuhkan profesional juga, tapi lebih banyak lagi orang yang memiliki masalah kesehatan jiwa. Mereka belum harus pergi ke profesional namun mereka harus mendapatkan bantuan apakah mereka bisa membantu diri mereka sendiri untuk keluar dari masalah itu atau dapat bantuan dari sekitar keluarga, teman, pasangan, hingga lingkungan kantor atau orang-orang terdekat,” kata dr Gina.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Gina mengatakan, salah satu hal yang perlu didorong adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mencapai kesehatan jiwa. “Jadi membuat sadar apa itu kesehatan jiwa dan siapa yang bertanggung jawab hingga akhirnya dibekali keterampilan untuk bisa menyelesaikan masalah hingga orang tidak merasa itu menjadi gangguan,” terangnya.
Acara tersebut ditutup long table lunch yang bertujuan untuk menciptakan keakraban antara narasumber dan peserta. (Nida Yasmin)