Warga Bandung Diminta Peduli pada Anak Jalanan

Konten Media Partner
19 Juli 2019 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Forum Bandung Sehat, Siti Muntamah (tengah), dan Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Iip Saripudin. (Assyifa)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Forum Bandung Sehat, Siti Muntamah (tengah), dan Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Iip Saripudin. (Assyifa)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Ketua Forum Bandung Sehat, Siti Muntamah, meminta masyarakat untuk empati dan peduli kepada anak-anak jalanan yang ada di Kota Bandung. Ia menyebutkan, salah satu langkah nyata yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah mengajak anak-anak jalanan berdiskusi.
ADVERTISEMENT
Setelah melakukan diskusi, masyarakat diharapkan dapat mengimbau mereka untuk pulang ke rumah secara halus. Menurutnya, pembicaraan secara halus akan lebih didengarkan oleh anak-anak tersebut.
"Tidak bisa pemerintah menyelesaikan satu masalah ini, kecuali adanya empati, peduli, dan awareness dari masyarakat, komunitas, untuk kita selesaikan bersama-sama," tutur Siti di Taman Sejarah Wiranatakusumah, Kamis (18/07).
Karang taruna pun dinilai memiliki peranan yang penting dalam mengatasi isu anak jalanan ini. Selain itu, kepedulian dari struktur pemerintahan sekitar, seperti kelurahan, RW, RT, ataupun PKK juga penting.
Pemerintah Kota Bandung telah melakukan beberapa hal untuk mengatasi permasalahan ini. Di antaranya pengamanan oleh Dinas Sosial terhadap anak-anak jalanan tersebut. Kemudian mereka dipulangkan ke rumahnya masing-masing.
Selain itu, terdapat lembaga swadaya masyarakat yang membangun rumah yang nyaman untuk tempat berkumpul anak-anak jalanan. Nantinya, anak-anak tersebut akan diberikan edukasi secara perlahan.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Iip Saripudin, selama 24 jam, anak memiliki masing-masing 8 jam waktu untuk di rumah, sekolah, dan ruang publik.
Namun, jika anak tidak merasa nyaman dan betah di rumah, maka anak tersebut akan memilih untuk lebih lama berada di ruang publik.
Ketidaknyamanan anak untuk berada di rumah menunjukkan, bahwa adanya permasalahan di rumah atau keluarga. Siti pun sepakat, bahwa keluarga merupakan faktor utama dalam permasalahan ini. "Ini adalah salah satu bentuk refleksi dari kondisi keluarga," ujar Siti. (Assyifa)