Belajar Otodidak Lewat Youtube, Hasilkan Aksesoris Khusus Wedding nan Mahal

Konten Media Partner
12 Maret 2018 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belajar Otodidak Lewat Youtube, Hasilkan Aksesoris Khusus Wedding nan Mahal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
LAMONGAN, BANGAONLINE.com - Bermula dari youtube, Erina Ikhfiyan (22) sukses membuat wedding accessories cantik hingga meraih Rp 5-10 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Berawal dari hobinya mengoleksi aksesoris perempuan, mahasiswi aktif IAI Tabah Lamongan ini akhirnya menjadi tertarik untuk membuka usaha aksesoris yang kemudian dilabelinya dengan nama Erina Design.
Ia mengungkapkan bahwa usahanya hanya bermodalkan Rp 500 ribu saja. Saat itu ia masih hanya memproduksi bros. Sementara itu, sejak 2016 lalu ia melebarkan sayap dengan memproduksi aksesoris pengantin. “Usahanya udah mulai 2015, tapi baru 2016 saya membuat aksesoris pengantin,” ucapnya
Usaha yang dirintis sejak tiga tahun lalu ini awalnya memiliki kendala tersendiri. Di awal karirnya, ia mengaku kesulitan untuk memasarkan produknya. Hal tersebut terjadi karena segmentasi pasaran di daerah tempat tinggal Erina sama sekali tidak mendukung. Bahkan ketika dititipkan ke toko-toko, produknya juga terjual dalam tempo yang cukup lama. Sejak itulah, ia berinisiatif untuk melebarkan pasarannya dengan membuka olshop (online shop) di instagram dalam akun @erina.designs dan @erinadesigns_lamongan. Selain itu olshopnya juga bisa ditemukan di akun facebook dengan nama Erina Design.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Erina mengaku tidak pandai membuat aksesoris. Namun keinginannya yang kuat mendorongnya untuk belajar sendiri melalui tutorial youtube dan google. Pada awalnya ia mengaku bahwa hasilnya tidak memuaskan. Akan tetapi ia tetap berusaha, dan hingga kini produk Erina Design makin diminati.
Proses produksi dilakukan setiap hari dan setidaknya ada lebih dari 50 produk yang dikeluarkan. Dalam proses tersebut, Erina membuat terlebih dahulu sampel produk, yang kemudian diteruskan oleh karyawannya. Lamanya proses produksi bergantung dari kerumitan desain aksesoris.
“Produksi kita lakukan setiap hari. Kalau untuk aksesoris dengan harga yang paling murah kita bisa produksi 50 barang dalam sehari. Untuk harga lebih mahal biasanya kita produksi paling sedikit 5 barang sehari. Jadi, bergantung kerumitan barangnya juga,” ujar Erina membeberkan.
ADVERTISEMENT
Erina membandrol aksesorisnya mulai dari Rp 75-280 ribu per produk. Kini ia mendapatkan omzet hingga Rp 10 juta dalam sebulan. Tak hanya itu, Erina kini memperkerjakan sepuluh orang karyawan borongan. Hal ini dilakukan karena peminat dan permintaan produk Erina kian banyak, Ia jadi kewalahan dan memutuskan mengambil karyawan.
Untuk bahannya Erina membeli di Surabaya. Akan tetapi di kota tersebut pun terkadang varian bahan terbatas, jadi ia juga memasok dari Bandung. Erina mengatakan bahwa ia sendiri yang merancang desain berdasarkan tren yang laku di pasaran. Tak meniru mentah-mentah, Ia menambahkan inovasi-inovasi dalam produknya.
“Saya desain sendiri, Kak. Meski mengikuti tren tapi saya selalu memberi inovasi. Selain itu produk saya punya ciri khas tersendiri, misalnya dari warna yang tidak terlalu mencolok dan hasilnya yang rapi,” jelas Erina
ADVERTISEMENT
Tak hanya laku di dalam kota, produk Erina Design pun diminati pembeli dari luar negeri. Misalnya dari Singapura, Hongkong, dan Taiwan. Sementara dalam negeri, peminat paling banyak bersal dari daerah Aceh hingga Papua.
Untuk menarik pembeli, Erina mengaku melakukan promosi secara rutin dan meningkatkan terus kualitas produk. Meski belum memiliki toko fisik atau galeri sendiri, peminat dan pembeli tidak pernah surut. Nyatanya, ia mampu menjual ratusan produk dalam sebulan. Terlebih, Erina menjual produknya dengan harga yang dirasa cukup murah. Meski begitu Erina meyakinkan jika kualitas produknya terjamin baik.
“Untuk sekarang saya memang mengkhususkan diri di bidang Wedding Accessories. Tapi target kedepannya saya bisa produksi gaun pesta sampai gaun pengantin,” harap mahasiswa semester delapan jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) ini. (*)
ADVERTISEMENT