Hadirkan Kiai Asep, Wakil Ketua PWNU Jatim Jadikan Rumahnya Posko Khofifah-Emil

Konten Media Partner
8 Mei 2018 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hadirkan Kiai Asep, Wakil Ketua PWNU Jatim Jadikan Rumahnya Posko Khofifah-Emil
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gelombang dukungan pengurus dan warga Nahdlatul Ulama (NU) terhadap calon gubernur dan wakil gubernur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak makin tak terbendung. Bahkan Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Ahmad Shiddiq ikut turun gunung memenangkan Khofifah-Emil. Ia tak segan-segan menjadikan rumahnya di kawasan Pulo Wanokromo Surabaya sebagai posko kemenangan Khofifah-Emil.
ADVERTISEMENT
”Khofifah itu teman saya. Saya tahu kemampuannya,” kata Kiai Ahmad Shiddiq saat memberikan sambutan dalam acara Isro’ Mi’roj dan Peresmian Posko Pemenangan Khofifah-Emil di rumahnya di kawasan Pulo Wonokromo Surabaya Senin malam (7/5/2018).
Pembukaan dan peresmian posko pemenangan Khofifah-Emil selain ditandai dengan pemotongan tumpeng juga dibuka oleh Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur yang selama ini aktif bergerak dengan biaya sendiri untuk memenangkan Khofifah-Emil ke berbagai daerah.
Sikap politik Kiai Ahmad Shiddiq ini berlawanan dngan Ketua PWNU Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah dan jajarannya yang selama ini mendukung Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno.
ADVERTISEMENT
”Ya ini nanti pasti viral, apalagi ada wartawan,” katanya sembari melirik bangsaonline.com yang ikut meliput acara tersebut.
Tapi ia menegaskan bahwa dirinya memilih dan mendukung Khofifah-Emil karena punya prinsip kuat terutama terkait NU. Apalagi Khofifah selama ini dikenal sebagai ketua umum PP Muslimat NU yang track recordnya sudah jelas dan amanah.
”Dulu saat pilpres saya juga mendukung Jokowi. Pengurus PWNU dan kiai-kiai lain semua dukung Prabowo,” kata alumnus Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan ini. Ia mendukung Jokowi juga dengan alasan yang kuat karena faktor kemaslahatan NU.
”Saya kan sudah melihat latar belakang sejarahnya termasuk keluarganya siapa Prabowo,” katanya. Menurut dia, di belakang Prabowo banyak sekali partai dan tokoh-tokoh yang dulu terlibat penjatuhan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari kursi presiden. Karena itu, tegas dia, kalau Prabowo menang pasti kurang menguntungkan bagi NU. Karena itu ia tak ada keraguan sedikitpun mendukung Jokowi, meski saat itu Kiai Mutawakkil sebagai Ketua Tanfidziyah dan KH Miftahul Akhyar sebagai Rais Syuriah PWNU Jatim mendukung Prabowo. Bahkan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj, kata dia, juga mendukung Prabowo.
ADVERTISEMENT
Kini ia kembali berlawanan sikap politik dengan pengurus PWNU yang lain. Tapi ia yakin bahwa pilihan politik ini benar, baik dalam pandangan NU maupun politik. Apalagi hasil survey 4 lembaga survey Khofifah-Emil menang. ”Malah 45,5 persen warga NU memilih Khofifah-Emil,” kata Kiai Ahmad Shiddiq kepada bangsaonline.com usai memberi sambutan. Hanya 39 persen yang memilih Gus Ipul-Puti. Karena itu ia ikhlas rumahnya dijadikan posko kemenangan Khofifah-Emil.
”Jadi pilihan saya ke Khofifah karena prinsip, terutama untuk kebaikan NU ke depan,” katanya yakin. Karena itu ia tegar berlawanan pollitik dengan pengurus PWNU yang lain. ”Ya ini prinsip,” kata Kiai Ahmad Shiddiq yang asli Madura ini sembari tersenyum.
Infonya bukan hanya Kia Ahmad Shiddiq di PWNU yang condong ke Khofifah-Emil. Banyak pengurus PWNU yang diiam-diam memilih dan mendukung Khofifah-Emil tapi mereka tak terang-terangan karena ewuh pakewuh. Beda dengan PCNU-PCNU yang banyak terang-terangan mendukung Khofifah-Emil.
ADVERTISEMENT
Dalam acara peresmian posko kemenanangan Khofifah-Emil di rumahnya tadi malam ia selain mengundang ratusan para aktivis NU dan warga juga menghadirkan Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Kiai Asep yang Ketua Umum Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto didaulat memberikan taushiyah di depan ratusan para aktivis NU dan warga NU.
Dalam taushiyahnya Kiai Asep mengingatkan bahwa memilih pemimpin, apalagi tingkat Jawa Timur, tidak boleh main-main. Menurut dia, dalam agama kita terutama NU sudah diatur ketentuan memilih pemimpin. ”Jangan sampai masyarakat Jawa Timur memilih kucing dalam karung. Kita harus memilih calon gubernur yang ma’rifatul haq dan iqamatul haq yaitu yang punya kemampuan, jujur dan bisa mewujudkan Jawa Timur maju, adil dan makmur. Ibu Khofifah dan Pak Emil memenuhi syarat-syarat itu,” kata kiai yang fasih bahasa Inggris dan Arab ini lantang.
ADVERTISEMENT
Sebab, tegas Kiai Asep, jika kita keliru memilih pemimpin yang tak punya kemampuan, tidak cerdas, dan tidak punya karakter jujur, maka kita dianggap berkhianat kepada Allah SWT. ”Dalam kitab Bujairimi ‘Alal Khatib jilid 4 halaman 318 dijelaskan: Barang siapa memilih seorang pemimpin, sedang rakyat yang dipimpin adalah orang-orang Islam, dan dia tahu ada calon pemimpin yang lebih baik tapi tidak dia pilih, maka dia sungguh telah berkhianat kepada Allah dan Rasulnya dan kepada orang-orang mukmin,” tegas Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Menurut dia, sekarang gampang sekali untuk mengetahui apakah calon gubernur itu cerdas dan punya kemampuan serta layak dan tak layak mimpin Jawa Timur. ”Dalam debat kandidat pilgub di TV 10 April lalu sudah kelihatan. Skornya 8-0,” katanya. Ia mengingatkan agar nanti malam pukul 19.00 masyarakat Jawa Timur nonton debat kandidat cagub-cawagub Jatim di TV.
ADVERTISEMENT
”Siapaun mengakui bahwa Bu Khofifah-Emil jauh lebih baik dari calon lain. Dan pasangan Bu Khofifah-Pak Emil adalah pasangan NU yang utuh, tidak separuh-separuh seperti yang lain. Bu Khofifah ketua umum Muslimat NU dan Pak Emil pernah jadi pengurus PCI (Pengurus Cabang Istimewa) NU Jepang. Pak Emil juga cucu ulama besar yaitu Kiai Dardak, imam besar masjid jami’ Trenggalek dan pendiri NU di Trenggalek. Jadi wakilnya Bu Khofifah bukan aliran lain, tapi sama NU-nya,” kata Kiai Asep yang disambut tepuk tangan ratusan warga NU yang hadir.
Karena itu , tegas Kiai Asep, jika kita benar-benar warga NU, maka kita harus memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang utuh NU-nya. ”Sebab kalau suatu saat terjadi apa-apa dengan gubernurnya maka yang menggantikan tetap kader NU, bukan orang lain. Misalnya gubernurnya tiba-tiba ada tugas lebih tinggi, maka yang menggantikan dan yang jadi gubernur tetap kader NU. Tapi kalau calon wakil gubernurnya orang lain dan diluar NU, kalau suatu saat gubernurnya dilengserkan maka yang menggantikan pasti orang lain. Apalagi dalam politik rekayasa itu sudah biasa. Meski jadi gubernur gak jaminan tetap didukung. Bisa jadi dilengserkan di tengah jalan lalu diganti oleh wakilnya. Jadi harus waspada dan hati-hati,” kata Kiai Asep. (tim)
ADVERTISEMENT