BURUKNYA EKOSISTEM LINGKUNGAN PERKOTAAN, JADI FOKUS DOMPET DHUAFA

Slow But Sure
Konten dari Pengguna
17 Juli 2019 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Fokus lingkungan perkotaan menjadi kerja dan tugas bersama baik lembaga maupun pemerintah. (Foto: Zul)
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Fokus lingkungan perkotaan menjadi kerja dan tugas bersama baik lembaga maupun pemerintah. (Foto: Zul)
ADVERTISEMENT
JAKARTA— Perkotaan menjadi pusat berbagai masalah lingkungan, mulai dari sampah yang bertebaran di jalan hingga polusi udara yang tinggi. Masyarakat yang tinggal di perkotaan dan daerah penyangganya telah menghasilkan sampah lebih besar daripada daerah lainnya. Padahal jumlah kota hanya 3 persen dari keseluruhan wilayah di Bumi. Meski demikian 75 persen emisi karbondioksida dihasilkan oleh daerah perkotaan. Selain itu sebagai negara maritim, mayoritas kota besar di Indonesia terletak di pesisir. Oleh karenanya sampah yang dihasilkan wilayah perkotaan juga turut mempengaruhi bagaimana kondisi laut Indonesia dan ekosistemnya masa sekarang ini. (Rabu, 17/07)
ADVERTISEMENT
Masalah kemiskinan erat sekali hubungan dengan lingkungan, maka itu Dompet Dhuafa memandang perlu ada intergrasi membuat program pemberdayaan masyrakat yang tidak lepas dari koservasi lingkungannya.
Dok. Penandatangan peluncuran Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi (Foto: Zul)
Menurut Syamsul Ardiansyah Manajer Lingkungan dan Keuangan Mikro Syariah Dompet Dhuafa, “Dompet Dhuafa mempunyai program lingkungan yang kami dorong salah satunya sedekah pohon dengan dua produk yaitu hutan mangrove pesisir dan bambu. Ironinya wilayah pesisir menjadi daerah terlemah secara ekonomi, miris negara maritim dengan kaum nelayan yang cukup rentan terhadap ekosistem yang ada oleh karena itu perbaikan sistem mangrove sangat penting bagi pemberdayaan nelayan secara umum. Bambu beperan aktif dalam bermasyarakat, bambu banyak ditebang namun jarang yang menanam, maka itu kami pandang perlu mengambil inisiatif dalam konservasi bambu. Selain itu kita punya program Air Untuk Kehidupan, Dompet Dhuafa mendorong pemanfaatan kembali air di permukaan, dan pengurangan air dalam tanah dalam rangka untuk menjaga keberlangsungan sumber daya air”.
ADVERTISEMENT
Dompet Dhuafa mendorong aksi produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Fokus dari Dompet Dhuafa dalam lingkungan saat ini ialah pemberdayaan di ekosistem perkotaan, terutama di area urban karena sampah menjadi titik fokus. Lingkungan ekosistem perkotaan sangat penting, karena kedepannya kita semua sangat bergantung pada ekosistem tersebut. Seperti polusi udara yang terjadi di Jakarta.
“Dompet Dhuafa terus mengajak kolaborasi salah satunya dengan pemeritah, dalam program kluster magrove ekosistem restorasi, dalam program kolaborasi tersebut bertujuan untuk perbaikan kondisi di kawasan hutan mangrove pantai indah kapuk, hutan lindung yang berada di wilayah Jakarta saat ini sangat rusak karena sampah yang terbawa dari perkotaan. Tidak hanya itu Dompet Dhuafa bergabung dengan organisasi lingkungan serta pemerintah kepulauan seribu, fokus pada perbaikan kepulauan-kepulauan kecil di sekitar Kepulauan Seribu”, tutup Syamsul Ardiansyah di sela-sela peluncuran klaster filantropi lingkungan hidup dan konservasi.
ADVERTISEMENT