DOMPET DHUAFA AJAK 'JANGAN TAKUT BERBAGI'UNTUK MEREKA

Slow But Sure
Konten dari Pengguna
21 Maret 2019 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dok. Siswa Institut Kemandirian memperbaiki motor sebagai bentuk pemberian materi untuk mengasah keahlian. (Foto. BN8)
KARAWACI,TANGERANG- Berbagi merupakan hal yang mudah bagi setiap manusia di dunia ini. Namun tidak jarang masih ada saja yang kurang berbagi terhadap sesama manusia. Indonesia sebagai negara menderma dengan tingkat tertinggi di Dunia, Indonesia menjadi negara paling dermawan di dunia menurut Charities Aid Foundation (CAF). Dalam laporannya tentang CAF World Giving Index per Oktober 2018, Indonesia menempati posisi teratas dari 144 negara yang disurvei oleh lembaga ini.
ADVERTISEMENT
“Ramadhan kurang dua bulan lagi, dengan semangat berbagi, Dompet Dhuafa mengusung tema JANGAN TAKUT BERBAGI sebagai tagline dalam menyambut Ramadhan. Semangat berbagi tersebut mengajak seluruh lapisan masyarakat bersama Dompet Dhuafa bahkan rekan-rekan jurnalis maupun blogger yang terlibat pada hari ini (Kamis,21/03). Sebagai cerminan adalah Hamdani ID (36) yang merupakan difabel namun dia tidak segan untuk memberikan ilmu dan kemampuan yang dimiliki untuk diberikan ke rekan-rekannya, dengan semangat dari keterpurukan,” ujar Yuli Pujihardi., sebagai Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa Filantropi.
Dok. Keterampilan menjahit dilakukan oleh para penerima manfaat hingga merambah kesuksesan didunia fashion (Foto.BN8)
Hamdani biasa disebut Dani mengatakan, “Saya yakin, dengan kondisi seperti ini, saya harus bisa bangkit. Saya tidak bisa terus-menerus seperti ini. Pasti ada takdir Allah yang lain, kenapa harus kaki saya dihilangkan,”.
ADVERTISEMENT
Berbagi tidak hanya dengan ilmu maupun pengetahuan yang kita miliki, berbagi bisa dengan berwakaf bahkan membantu sebuah perubahan yang ada disekitar kita. Hal ini diilhami oleh sepasang suami istri yang berikhtiar (Alm. Prof. Drs. Amir Radjab Batubara dan Istri) saat masih aktif bekerja, beliau selalu meluangkan waktu akhir pekannya untuk memberikan pengajaran pada anak-anak yatim dan dhuafa di rumahnya. Ketika berkunjung ke daerah-daerah, beliau selalu meminta seseorang untuk mencarikan anak yatim yang bisa dibantu. Sudah tidak terhitung jumlahnya anak-anak yatim yang beliau sekolahkan dan diberikan biaya hidup. Amir Radjab Batubara juga dikenal sebagai sosok guru. Beliau merupakan bapak dari anak-anak dhuafa.
Dok. Pengangguran dapat teratasi dengan keberadaan lembaga pengembangan seperti Institut kemandirian Dompet Dhuafa (Foto. BN8)
Beberapa tahun lalu mereka memiliki gedung dan lahan di daerah Karawaci, Tangerang. Lahan tersebut kemudian diwakafkan melalui Dompet Dhuafa oleh keluarganya. Di sana berdiri Institut Kemandirian sebagai wujud cintanya kepada kaum dhuafa yang didedikasikan dalam bentuk Pendidikan Keterampilan (vocational training) bagi kaum dhuafa. Berbagai pelatihan keterampilan kerja untuk kaum muda dari kalangan pengangguran dan dhuafa se Indonesia. Institut Kemandirian hadir sebagai solusi bagi remaja-remaja dhuafa yang selama ini belum banyak tersentuh bantuan dan program-program kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa merupakan wujud pengentasan masalah pengangguran dan kemiskinan di bidang kejuruan seperti teknisi otomotif sepeda motor, teknisi telepon seluler, tata busana atau menjahit, salon muslimah, IT desain grafis dan video editing. Selain program-program pelatihan reguler, Institut Kemandirian juga melaksanakan program-program kerjasama dengan pihak mitra. Untuk mewujudkan kemandirian yang diinginkan, inilah semangat berbagi yang kami maknai dan terkandung dalam “Jangan Takut Berbagi”.