1.500 Hektare Lahan Pertanian di Tanah Bumbu Kekeringan

Konten Media Partner
13 Agustus 2019 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Brigade Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu mengairi sawah pakai pompa air di persawahan Kecamatan Kusan Hilir pada Selasa, 13 Agustus 2019. Foto: Distan Tanah Bumbu
zoom-in-whitePerbesar
Tim Brigade Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu mengairi sawah pakai pompa air di persawahan Kecamatan Kusan Hilir pada Selasa, 13 Agustus 2019. Foto: Distan Tanah Bumbu
ADVERTISEMENT
Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan terus membasahi lahan-lahan pertanian yang terdampak kekeringan akibat kemarau. Menurut Kepala Distan Tanah Bumbu, Setia Budi, pihaknya sudah menerima laporan 1.500-an hektare lahan pertanian kesulitan air.
ADVERTISEMENT
“Kami menerjunkan tim brigade yang menangani kekeringan padi yang sudah ditanam, luasannya 1.500-an hektare terkena dampak kekeringan. Kami siapkan mesin pompa dan mobil untuk mengairi sawah,” ucap Setia Budi kepada wartawan banjarhits.id -- official partner kumparan.com, Selasa 13 Agustus 2019.
Tim menyedot air dari aliran air sungai-sungai peling dekat dengan persawahan. Budi memprediksi sawah yang kekeringan berpotensi meluas karena musim kemarau dalam dua-tiga bulan lagi. Pihaknya memprioritaskan pasokan air ke daerah pertanian rawan kekeringan, seperti Kecamatan Satui, Batulicin, Simpang Empat, dan Kusan Hilir.
Budi berkata petugas Distan menggelontorkan air ke sawah-sawah yang usia tanamnya sudah dua bulan. Hal ini untuk mengindari gagal panen dalam dua bulan ke depan atau awal musim penghujan pada November 2019.
ADVERTISEMENT
“Mengurangi tingkat resiko bagi petani dalam dua bulan ke depannya. Kemarau diprediksi sampai November. Kami terus monitoring kekeringan secara menyeluruh, terutama Kecamatan Kusan hilir, Batulicin, Simpang Empat, dan Satui,” Budi melanjutkan.
Di Tanah Bumbu, Budi menargetkan luas tanam 10.860 hektare pada 2019. Menurut dia, angka ini merosot ketimbang tahun 2018 karena area tanam pertanian tergerus alih fungsi perkebunan sawit dan perumahan. Budi pesimis target tanam 10.860 hektare itu terealisasi karena dampak kekeringan tahun ini.
“Dengan kekeringan, mungkin enggak sampai target. Mungkin terealisasi 98 persen. Kalau gagal panen, baru bisa dilihat dua bulan ke depan. Sekarang kan masih usia tanam dua bulanan,” ujarnya.
Namun, petani yang sudah ikut asuransi usaha tani padi tidak perlu cemas. Sebab, kata Budi, petani yang gagal panen bisa mengklaim asuransi ke Jasindo. Petani cuma membayar premi asuransi Rp 36 ribu sekali masa tanam per hektare. Adapun sisanya disubsidi pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT