225 Anak Diajak Jadi Pelopor dan Pelapor

Konten Media Partner
23 September 2018 21:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
225 Anak Diajak Jadi Pelopor dan Pelapor
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.id, Banjarmasin - Memaknai Hari Anak Nasional (HAN) 2018, Dinas Perdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kalimantan Selatan menggelar Jambore Forum Anak Daerah Kalsel pada 22-23 September 2018 di Kota Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
“Peringatan Hari Anak dengan tema Anak Indonesia, Anak Genius (Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat), dihadiri 225 dari anak dari 13 kabupaten di Kalsel, termasuk anak-anak bawang atau yang lebih anak pinggiran dari warga kurang mampu,” kata Kepala Dinas DP3A Husnul Khatimah, usai membuka acara Hari Anak di Banjarmasin, Minggu (23/9).
Kata Husnul, pada peringatan Hari Anak juga diselingi Jambore Forum Anak Kalsel yang bertujuan agar anak-anakdari 13 kota/kabupaten se-Kalsel dapat berinterikasi atau saling mengenal serta bisa mengembangkan potensi diri yang dimiliki.
Pemprov Kalsel melalui DP3A mendorong anak-anak yang hadir dalam kegiatan ini. “Jadi pelopor dan pelapor di daerahnya masing-masing. Artinya, yang dimaksud pelopor adalah mereka menggerakkan hak-hak yang sesuai dengan kebutuhan dan kehidupannya," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Husnul, anak harus berani menjadi pelapor dan aktif dalam segala hal, tidak terkecuali menyikapi suatu permasalahan atau kasus tertentu. Bila si anak menyaksikan adanya tindak kekerasan apalagi kejahatan. Terutama, kata dia, bila korbannya seorang perempuan dan anak. Maka si anak harus berani melaporkan kepada pihak yang berwajib.
Adapun konsep anak harus berani menjadi pelopor bermakna mesti mengawali atau memberi contoh. Anak-anak yang masuk dalam forum anak diajarkan menjadi seorang pelopor bagi teman-teman. Dalam hal ini menjadi pelopor yang baik. Setelah diajarkan banyak hal di forum anak, Husnul berharap anak bisa menjadi pelopor kebaikan dan mesin perubahan.
Ia mengajak bocah menjadi pelapor diri sendiri, dimana ada hak-hak khususnya pada anak yang tidak dipenuhi bisa melaporkan kepada pihak instansi teknis.
ADVERTISEMENT
Asisten Pemerintahan Provinsi Kalsel, Siswansyah mengajak semua pihak bersa-sama menghentikan perdagangan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. “Pemprov Kalsel memberikan perlindungan. Jangan ada kesenjangan dan ketertinggalan wanita dalam instansi maupun di kalangan masyarakat,” ucap Siswansyah.
Pemprov Kalsel mendukung program prioritas dari pemerintah mengatasi kesenjangan gender yang menjadi isu utama di Indonesia. Langkah pertama yaitu menurunkan angka kekerasan dalam keluarga terutama perempuan dan anak.
Kemudian kedua, menurunkan human trafficking atau perdagangan manusia dimana perempuan dan anak menjadi korban. Adapun ketiga, membina perempuan dalam tantangan ekonomi yang dihadapinya. (Anang Fadhilah│Febrin R)