Aplikasi Transportasi Online Go-Klotok Belum Maksimal Dimanfaatkan

Konten Media Partner
31 Maret 2018 22:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aplikasi Transportasi Online Go-Klotok Belum Maksimal Dimanfaatkan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id, Banjarmasin - Pemkot Banjarmasin sudah merilis aplikasi transportasi sungai berbasis online: Go-Klotok. Peluncuran aplikasi Go-Klotok pada 28 Februari 2018, bersamaan dengan Banjarmasin Smart City.
ADVERTISEMENT
Satu bulan setelah dirilis, masyarakat Banjarmasin dan pelancong agaknya kurang berminat memanfaatkan aplikasi Go-Klotok untuk wisata susur Sungai Martapura.
Padahal perangkat lunak berbasis android itu dibuat untuk memudahkan wisatawan dan masyarakat yang ingin menikmati transportasi sungai khas Kota Banjarmasin berupa perahu bermesin tempel alias klotok. Penamaan klotok merujuk bunyi mesin di buritan perahu: “Otok, otok, otok, otok.”
Seorang juru mudi klotok di dermaga Siring Jalan Pierre Tendean, Mansyah, menuturkan penumpang klotok lebih memilih mendatangi langsung dermaga ketimbang memanfaatkan aplikasi Go-Klotok.
“Atau mungkin masih baru layanan berbasis online ini. Buktinya, orderan dari operator yang ada di Pemkot Banjarmasin selama satu minggu hanya satu-dua orang saja. Kami lebih banyak mendapatkan penumpang di Siring Tendean Patung Bekantan ini,” ujar Mansyah kepada Banjarhits.id, Sabtu (31/3/2018).
ADVERTISEMENT
Mansyah mengatakan pemerintah harus gencar menyosialisasikan dan mempromosikan aplikasi Go-Klotok. Sebab, ia menduga ada kemungkinan masyarakat belum mengetahui. “Sejak diluncurkan sebulan lalu oleh walikota, kami baru dapat dua penumpang lewat orderan Go-Klotok. Sisanya penumpang banyak yang datang langsung ke lokasi,” tegasnya.
Dikatakan Mansyah, memang sebanyak 80 klotok yang ada di Siring Tendean sudah didata untuk masuk sebagai anggota Go-Klotok. Namun, Mansyah mengaku penghasilannya lebih banyak lewat orderan langsung di tempat. Menurut dia, sopir klotok yang lain juga mengaku jarang mendapat order lewat online.
“Kami rata-rata sehari bisa dapat pemasukan antara Rp 100-Rp 200 ribu bersih, penumpang klotok rata-rata bisa menampung antara 15-20 penumpang. Kami sistemnya gantian, karena jumlah perahu klotoknya ada 80 unit. Jadi rezekinya terbagi, tapi lumayan dapat penghasilan setiap hari sejak ada wisata susur sungai ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Harga tiket untuk satu orang Rp 5 ribu dengn rute susur sungai Siring Tendean ke Jembatan Pasar Lama. Untuk susur sungai ke Pulau Kembang-Jembatan Barito atau Pasar Terapung Lok Baintan, ia memasang tarif Rp 25 ribu per orang. Paman klotok biasanya ramai orderan ketika hari libur atau akhir pekan.
“Sejak ada wisata susur sungai, kami akui penghasilan lumayan untuk mencukupi keluarga,” terang Mansyah yang mengaku penjual sayur dan merangkap jadi paman klotok—sebutan juru mudi klotok.
Seperti diketahui, Go-Klotok masih satu paket dengan program Smart City yang digalakkan Pemkot Banjarmasin untuk menarik minat wisatawan. Lewat Go-Klotok, wisatawan bisa memesan klotok secara online yang bertujuan agar wisatawan tak perlu lagi antre atau berpanas-panasan di Siring Jalan Pierre Tendean demi mendapat karcis klotok. Wisatawan hanya perlu membuka smartphone, klik aplikasi Go-Klotok lalu melakukan pemesanan.
ADVERTISEMENT
Rute susur sungai juga terpampang di aplikasi Go-Klotok. Rute dibagi menjadi dua, yakni pendek dan panjang. Rute pendek menyusuri Jembatan Pasar Lama hingga Jembatan Pangeran Antasari melintasi Menara Pandang dan Patung Bekantan. Sedangkan rute panjang dari Banjarmasin hingga Pasar Terapung di Lok Baintan.
Adapun Danny, salah satu wisatawan dari Makassar, mengaku senang ada wisata susur sungai di Kota Banjarmasin. Bahkan dirinya mengaku ikut promosi kepada koleganya di Makassar bahwa di Banjarmasin ada wisata sungai naik perahu klotok.
“Kalau boleh kasih masukan, seharusnya di lokasi Dermaga Siring ada peta lokasi wisatanya atau rute dipasang di papan besar. Satu lagi, perahu klotoknya terlalu polos seharusnya diberi aksentuasi atau hiasan khas Banjar, hampir semua perahu polos saja, tak ada hiasan menarik mata untuk memandang. Lebih baik lagi ada pemandunya,” kata Danny. (Anang Fadhilah)
ADVERTISEMENT