Aruh Film Kalimantan: Cara Sineas Rayakan Bertumbuhnya Perfilman Lokal

Konten Media Partner
11 Desember 2019 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Salah satu rangkaian AFK 2019 bertajuk Sinema Untuk Semua. Program pemutaran film ini ditujukan untuk disabilitas tuli agar bisa ikut menikmati karya sinema. Foto: FSB
Forum Sineas Banua (FSB) bakal menggelar ajang Aruh Film Kalimantan (AFK) 2019 pada tanggal 13-15 Desember 2019 mendatang. Perhelatan ini merupakan cara para sineas lokal merayakan geliat sinema pulau Kalimantan yang terus bertumbuh.
ADVERTISEMENT
Sederet agenda kompetisi dan non-kompetisi disuguhkan dalam ajang AFK 2019 ini. Dari festival film pendek, lokakarya (master class) dari para sineas, hingga pemutaran film karya anak daerah.
Selain itu, mereka juga melakukan screening film bertemakan isu lingkungan dan sesi nonton bersama disabilitas tuli. Agenda ini dibalut dengan program dengan nama Lestari dan Sinema Untuk Semua.
Direktur AFK 2019, Ade Hidayat, menyebut pihaknya menerima 77 film untuk program kompetisi dan non-kompetisi kali ini. Untuk festival, pihak AFK membuka dua kategori lomba: pelajar dan mahasiswa/masyarakat umum.
"Di tahun pertama AFK yang digelar 2018 lalu, kami menerima 67 film. Sedangkan tahun kedua ini menerima 77 film. Hal ini menjadi penanda bahwa respons masyarakat positif terhadap perkembangan film di tanah Kalimantan," kata Ade kepada banjarhits.id, Rabu (11/12/2019).
ADVERTISEMENT
AFK nantinya akan dibuka pada tanggal 13 Desember mendatang di Resto Apung depan Balai Kota Banjarmasin. Dan rencananya langsung dibuka oleh Walikota Ibnu Sina, acara ini juga sekaligus diisi dengan pemutaran perdana film Panglima Tanpa Kepala karya sutradara Anggi Irfansyah.
Adapun untuk seremoni penutupan, AFK 2019 dilaksanakan di tetangga Banjarmasin, Kota Banjarbaru dengan venue Mes L. Walikota Nadjmi Adhani yang akan menutup resmi ajang ini.
"Kata Aruh sendiri dalam pengertian suku Dayak adala upacara adat. Seperti halnya aruh dalam tradisi, Aruh Film Kalimantan tidak hanya sekadar perayaan, tapi juga ungkapan rasa syukur kami atas pergerakan sinema di Kalimantan," tandasnya.