ASITA Sesalkan Minim Rest Area di Kalimantan Selatan

Konten Media Partner
1 Juni 2018 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id, Banjarmasin - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan diharapkan bekerja profesional dan serius ketika menjual destinasi wisata yang dimiliki. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kalimantan Selatan meminta Pemprov Kalsel serius mengemas destinasi wisata lewat kesiapan fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, dan mutu SDM masyarakat demi menggerakkan kepariwisataan.
ADVERTISEMENT
Sekretaris ASITA Kalsel, Siti Aisyah, mengatakan pemerintah daerah mesti peka ketika mempromosikan potensi wisata, termasuk hal-hal kecil. “Misalnya, sudah adakah rest area di wilayah tujuan objek wisata yang akan dijual. Karena jarak tempuh ke objek wisata rata-rata tiga-empat jam (dari Banjarmasin), untuk itu harus disiapkan rest area yang nyaman dan representatif,” kata Siti Aisyah, Jumat (1/6).
Sebab, ia kerap menemui kendala ketika mengantarkan rombongan pelancong ke Pantai Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu. Menurut Siti, Pantai Angsana menjadi titik destinasi wisata bawah air sepeti snorkeling dan menyelam. Begitupun ketika ke Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Siti kesulitan menemukan rest area khusus wisatawan. “Terkendala rest area belum ada,” ucap Siti Aisyah.
Padahal, kata dia, rest area sangat penting karena sebagai tempat beristirahat sejenak, melepaskan kejenuhan para pengemudi dan wisatawan. Lokasi rest area mesti ada musala, toilet yang bersih, dan penjual kuliner lokal.
ADVERTISEMENT
“Hal kecil seperti ini belum diperhatikan, bagimana objek wisata bisa laku dan dikunjungi. Ujung-ujungnya orang akan jera ke Kalsel,” kata Siti Aisyah. Menurut dia, mengoptimalkan pariwisata wajib melibatkan semua pihak, baik swasta dan pemerintah.
Siti mengimbau Kalsel meniru kesuksesan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang begitu cepat mengenalkan aneka potensi budaya dan alamnya. Dalam waktu relatif singkat, kata dia, Pemkab Banyuwangi sukses menarik minat banyak pelancong mancanegara dan domestik berkunjung ke daerah di ujung timur Jawa itu.
Sebab, Siti melihat kelemahan pengembangan wisata di Kalsel karena minim promosi dan belum memiliki Badan Promosi Daerah (BPD) yang didalamnya melibatkan semua unsur, mulai pelaku usaha, pemerintah daerah, dan akademisi. “BPD harus digerakkan, sayangnya Kalsel belum memiliki lembaga ini. Bisa jadi sudah ada, tapi kok tidak ada gaungnya,” kata dia..
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia berkata pemerintah daerah wajib mengoptimalkan kelompok sadar wisata. Industri pariwisata pasti berdampak langsung terhadap perekonomian lokal setempat. Melalui Pokdarwis, kata Siti, masyarakat akan terbentuk perlu kesadaran dalam hal pelestarian lingkungan.
“Masyarakat yang memahami, menghayati dan mengamalkan Sapta Pesona Wisata di daerah tujuan wisata menjadi harapan semua pihak untuk mendorong pengembangan pariwisata yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” katanya. (Anang Fadhilah)