Bank Indonesia Dorong Kalsel Percepat Industrialisasi

Konten Media Partner
15 Februari 2018 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank Indonesia Dorong Kalsel Percepat Industrialisasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id - Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan mendorong Pemprov Kalimantan Selatan harus melakukan reformasi struktural lewat shifting dari ekonomi berbasis tambang ke tujuh sektor penopang lainnya, pariwisata, jasa keuangan, pertanian, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan transportasi.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor BI Kalsel, Harymurthy Gunawan, menuturkan peralihan itu untuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berdaya saing. Menurut dia, ada dua kawasan industri yang akan dikembangkan di Kalsel yaitu Kawasan Industri Batulicin dan Kawasan Industri Jorong.
Untuk mencapai prospek pertumbuhan ekonomi yang positif dan berkelanjutan, ia menuturkan perlu dukungan industrialisasi di Kalimantan Selatan. “Optimalisasi kedua KI tersebut perlu diperkuat,” kata Harymurthy Gunawan saat presrilis bulanan di kantor BI Kalsel, Kamis (15/2).
Harry mengungkapkan, prioritas KI Batulicin pada penyelesaian infrastruktur atau fasilitas serta mengoperasionalkan kembali perusahaan anchor (PT MJIS) sehingga dapat lebih menarik bagi investor untuk membangun pabrik di kawasan industri.
Prioritas KI Jorong pada pembebasan lahan, penyelesaian infrastruktur atau fasilitas dan mendorong beroperasinya kembali PT Delta Prima Steel dan PT Semeru Surya Steel sehingga dapat lebih menarik bagi investor untuk membangun pabrik di Kawasan Industri.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kawasan industri khususnya yang dikelola oleh BUMD, memiliki keterbatasan permodalan sehingga berdampak pada lambannya kemajuan pembangunan fasilitas dan kelengkapan kawasan industri. “Proses pembebasan lahan beberapa kawasan industri berjalan lambat karena faktor kendala lapangan seperti resistensi harga pemilik lahan,” ungkapnya.
Persoalan lain, kata Hary, kawasan Industri masih kurang dalam pasokan listrik, gas, serta terbatasnya pembangunan infrastruktur dalam kawasan. Ia mengingatkan kawasan industri juga perlu kepastian jalan penghubung dan level kedalaman laut pelabuhan menopang kelancaran ekspor dan rantai produksinya.
Ia mendorong percepatan infrastruktur dalam kawasan, seperti pembangunan dan jaminan kehandalan energi, sarana transportasi, dan sanitasi serta fasilitas pendukung lainnya yang dapat memberi kenyamanan bagi investor industri yang masuk Kalsel.
ADVERTISEMENT
“Proses penyiapan lahan KI terkendala aturan lintas sektoral seperti Permen ATR/BPN mengenai izin lokasi maksimal 400 hektare, sementara KI – PSN umumnya lebih dari 1000 hektare. Masih terbatasnya informasi mengenai kawasan industri, secara lebih terbuka. Urgensi akselerasi realisasi kawasan industri,” katanya.
Selain itu, ia menuturkan perlu pengefektifan koordinasi Tim Pembebasan Tanah dengan target waktu yang ketat dan dukungan pendanaan yang memadai dari APBN/investor pengelola. Adapun di sektor pariwisata terdapat tiga kawasan strategis pengembangan pariwisata yaitu Loksado, Banjarmasin, dan Kota Martapura.
Bila segenap potensi digarap maksimal, Harymurthy memprediksi perekonomian Kalsel akan tumbuh di kisaran 5, 3 - 5, 7 persen pada 2018, seiring membaiknya konsumsi rumah tangga dan investasi. Target itu naik dibandingkan realisasi pertumbunan ekonomi Kalsel pada kuartal IV 2017 sebesar 4,46 persen. (Anang Fadhilah │ Hafiz Ramadhani)
ADVERTISEMENT