Banyak Jajanan Tak Penuhi Syarat Keamanan Pangan

Konten Media Partner
17 Juli 2019 19:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bimtek Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah di Aula Selidah, kantor Bupati Barito Kuala padaa Rabu, 17 Juli 2019. Foto: Humpro Batola
zoom-in-whitePerbesar
Bimtek Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah di Aula Selidah, kantor Bupati Barito Kuala padaa Rabu, 17 Juli 2019. Foto: Humpro Batola
ADVERTISEMENT
Anak sekolah punya kebiasaan jajan. Kebiasaan ini mempunyai dampak positif untuk memenuhi kebutuhan energi. Namun di sisi lain, banyak jajanan tak memenuhi syarat keamanan. Karenanya untuk menjamin keamanan itu perlu dukungan dan tindakan banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Demikian diutarakan Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyani AS melalui Asisten Bidang Pemerintahan M Anthony saat membuka Bimbingan Teknik Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang diselenggarakan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banjarmasin di Aula Selidah Kantor Bupati Batola, Rabu (17/07/2019).
“Persyaratan keaman pengan harus diutamakan sebelum persyaratan yang lain karena jika pangan tidak aman dikonsumsi maka kandungan gizi dan mutu tinggi tidak lagi bernilai,” kata Noormiliyani lewat siaran pers ke banjarhits.id, Rabu 17 Juli 2019.
Bimtek melibatkan dinas pendidikan, dinas kesehatan, pihak kemenag, para kepala sekolah, dan guru-guru pengajar. Bupati berharap semua pihak harus menjalankan peran dan saling dukung dalam menjamin keamanan pangan di sekolah.
“Untuk mewujudkan itu perlu dukungan melakukan pengawasan mulai kepala sekolah, guru, peserta didik, pemilik dan pengelola kantin, penjaja atau penjual makanan, komite sekolah, orang tua, petugas puskesmas, pengawas atau UPT pendidikan, dan pemerintah daerah,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, hasil pengawasan Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan BPOM di seluruh Indonesia terhadap PJAS sejak 2008-2010 memperoleh hasil 40-44 persen tidak memenuhi syarat. Sebab, makanan yang dijual mengandung bahan kimia berbahaya dan bahan tambanan pangan (BTP) seperti siklamat dan benzoat yang melebihi batas aman serta mengandung cemaran biologis (mikroba).
Produk minuman es, minuman berwarna dan sirup, bakso, jelly atau agar-agar merupakan PJAS yang paling tidak memenuhi syarat keamanan.
Keamanan dan mutu produk pangan di lingkungan sekolah, menurut bupati, ditentukan kebijakan sekolah, tingkat pengetahuan dan kepedulian pengelola kantin, penjaja pangan serta pengawasan dan pembinaan aktif SKPD terkait.
Noormiliyani sangat mengapresiasi digelarnya Bimtek PJAS dari BBPOM Banjarmasin dalam mewujudkan kemandirian komunitas sekolah dalam melindungi peredaran pangan jajanan yang tidak aman dan tidak bermutu.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banjarmasin, HM Guntur mengatakan, Bimtek Keamanan PJAS ini merupakan program nasional yang memiliki tujuan untuk melindungan anak-anak sekolah terutama di tingkat SD dan SMP.
Dilibatkannya kepala sekolah dan guru dalam kegiatan bimtek supaya para guru dan kepala sekolah memahami pentingnya keamanan pangan mulai dari mutu hingga manfaat, terutama bagi anak-anak SD yang paling rentan terhadap keamanan jajanan.
Pelibatan sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA/sederajat ini mendapat pengawasan khususnya yang berada dari pihak terkait maupun dinas kesehatan.
Guntur mengatakan program PJAS merupakan upaya meningkatkan pangan jajanan anak sekolah yang aman, bermutu dan bergizi melalui partisipasi aktif dan terpadu dari seluruh kementerian, lembaga pemerintah, dan lintas sektor di pusat maupun daerah serta pemberdayaan komunitas sekolah.
ADVERTISEMENT
Upaya menjaga keamanan pangan membutuhkan perubahan perilaku baik siswa, orangtua, guru, pedagang pangan, dan pengelola kantin menjadi lebih baik terhadap keamanan pangan.
“Kami berharap para konsumen makanan, terutama sekolah dapat lebih selektif dalam mengonsumsi makanan. Demikian pula guru maupun siswa harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang aman. Untuk itu peranserta kepala sekolah atau guru terutama guru usaha kesehatan sekolah diharapkan menjadi penggerak keamanan pangan,” ucapnya.
Bimtek PJAS di Batola juga ditandai penyerahan cindera mata dari Kepala BBPOM Banjarmasin HM Guntur kepada Asisten Bidang Pemerintahan M Anthony didampingi Kepala Disdik Batola Sumardji. (Adv)