Beres Seminar, Rocky Gerung Tolak Diwawancara Wartawan

Konten Media Partner
17 Oktober 2018 17:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beres Seminar, Rocky Gerung Tolak Diwawancara Wartawan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, Banjarmasin - Mengenakan kemeja biru muda dipadu celana jeans dan sepatu gunung, Rocky Gerung santai menikmati segelas kopi. Meriung di sebuah meja, ia bercengkrama dengan lawan bicaranya dosen Uniska, Uhaib Asad; dan bekas Kepala Dinas PU Kalimantan Selatan, Martinus di sebuah Guest House Efa, Jalan Ahmad Yani kilometer 7, Kabupaten Banjar pada Rabu (17/10/2018).
ADVERTISEMENT
Ia kerap tertawa lepas mendengar cerita teman semejanya. Turut menemani Rocky, anak kandungnya Agustin nimbrung di meja tersebut. Kebetulan, Agustin mencalonkan diri sebagai senator DPD dari Kalimantan Selatan.
Di tengah perbincangan gayeng, Rocky meneguk secangkir kopi. Sebuah selendang sasirangan melingkar di lehernya. Satu jam meriung, Rocky bergegas meninggalkan Efa Guest House menuju Bandara Syamsuddin Noor untuk kembali ke Jakarta pada pukul 14.45 wita.
Dicegat wartawan selepas perjamuan kecil itu, Rocky cuma melepas senyum ke awak media yang ingin mewawancarainya. Ia mengunci mulut seraya melangkah cepat ke mobil. Sebelum bergegas pergi, Rocky Gerung mengisi seminar bertema ‘Evaluasi Amanat Rakyat Kalimantan Selatan Sebuah Percakapan Politik’ yang bertempat di Convention Hall Hotel Banjarmasin International.
ADVERTISEMENT
Seminari diinisiasi oleh Gerakan Peduli Kampung. Gerakan Peduli Kampung diisi bisa oleh kalangan akademisi dan mahasiswa di Banjarmasin.
Dalam paparan, pengamat politik kontroversial dan ahli filsafat itu, menuturkan tema seminar sangat menarik untuk menjelaskan lanskap politik nasional dan keterlibatan publik dalam pengawasan eksekutif dan legislatif.
Rocky berkata sangat penting memahami makna politik yang sebenarnya. Menurut dia, menjadi seorang politisi sangat berat karena harus mampu berbuat adil, bukan mengedepankan kepentingan pribadi. Kondisi sekarang sangat butuh wakil rakyat dan pemimpin yang bisa berpikir sejalan antara kebijakan dengan kondisi masyarakat.
“Seharusnya kita punya wakil yang mampu melihat kondisi riil di masyarakat. Bukan yang tidak bisa berpikir dan hanya bisa membaca teks,” ucap Rocky Gerung.
ADVERTISEMENT
Rocky melihat wakil rakyat tak ubahnya seperti anjing yang menggonggong dan pemerintah sebagai objeknya. Wakil rakyat, kata dia, akan menggonggong apabila pemerintah salah dalam menjalankan fungsi eksekutifnya.
“Ketika saya sebut DPR sebagai anjing yang menggonggong, koq malah marah. Kan rakyat memilih tujuannya untuk itu," ujarnya.
Ihwal Pemilu 2019, Rocky menyinggung betapa pentingnya hak politik seorang perempuan. Menurut dia, pada zaman dulu, perempuan sering sebagai korban ketidakadilan karena dianggaptak punya hak berpolitik.
"Dulu kaum perempuan hanya dianggap seperti bayi yang berbadan besar,” ucap Rocky.
Namun, ia berkata perempuan masa kini memberi dampak besar terhadap perpolitikan di Indonesia. Menurut Rocky, perempuan bisa berlaku adil karena perempuan sering merasakan ketidakadilan.
ADVERTISEMENT
“Dulu perempuan hanya dianggap sebelah mata, saat ini perempuan punya peran memperjuangkan keadilan. Perempuan saat ini unstopable,” pungkasnya. (M Robby)