BPBD Kalsel Tarik Personel, Relawan Pemadam Api di Batola Kewalahan

Konten Media Partner
4 September 2019 10:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Relawan memadamkan api di kawasan Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Batola. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Relawan memadamkan api di kawasan Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Batola. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Relawan pemadam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Barito Kuala (Batola), mulai kewalahan memadamkan api setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan menarik personel dan peralatan dari posko pendukung di Kecamatan Mandastana.
ADVERTISEMENT
Seorang relawan, Prabu Seno, mengatakan para relawan sangat butuh bantuan tim darat untuk memadamkan titik api. Ia menyesalkan BPBD Kalsel menarik peralatan dari posko pendukung yang ditempatkan di resi gudang padi, Kecamatan Mandastana, mengingat titik api terus meluas.
“Kami, para relawan, sungguh banyak keterbatasannya, baik tenaga, peralatan, biaya, kesehatan, berhubung kami siang-malam mengisap asap karhutla. Saya sendiri sekarang dalam keadaan kurang fit karena terserang ISPA,” ucap Prabu Seno kepada banjarhits.id, Rabu (4/9).
Menurut dia, BPBD Kalsel mulai menarik personel dan peralatan sejak 29 Agustus 2019. Tim BPBD Kalsel dan relawan sudah dua bulan menduduki posko pendukung 5 di resi gudang sebagai Satgas Karhutla di Barito Kuala. Namun, BPBD Kalsel tiba-tiba menarik peralatan dan personelnya ke ring 1 di kawasan Bandara Syamsudin Noor.
ADVERTISEMENT
“Di Batola bulan September-Oktober biasanya puncak karhutla. Untuk di Bahandangan, api terus bergerak ke Trans Bahandangan dan SD Trans Bahandangan, belum ada penanganan sampai sekarang. Kami mohon Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Batola segera ambil tindakan untuk mengatasi karhutla di Batola,” ujar Prabu.
Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin, membenarkan pihaknya telah menarik delapan personel dan peralatan pemadam dari posko di Barito Kuala. Menurutnya, dua unit alat portable pemadaman digeser untuk mendukung pemadaman api di kawasan Bandara Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru.
Relawan berjibaku memadamkan api di Kabupaten Barito Kuala. Foto: Istimewa
Wahyuddin menilai BPBD Batola terkesan kurang responsif atas keberadaan posko pendukung itu. Ia bilang seharusnya BPBD Batola rutin menempatkan personel di posko yang berada di Kecamatan Mandastana.
“Kalau dipanggil, baru datang, seharusnya BPBD Batola menempatkan orang di posko. Seperti posko di Kecamatan Bati-Bati, ada orang BPBD Tanah Laut. Jadi kita sama-sama ke lapangan,” ucap Wahyuddin.
ADVERTISEMENT
Ia juga bilang, pihaknya masih menempatkan dua orang personel di posko lima tersebut. “Kalau ada informasi dan diperlukan, kami bantu water boombing. Saat ini semua tim dipusatkan ke sekitaran bandara, jangan sampai ada pesawat tertunda,” ucap Wahyuddin.
Mengacu data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Rabu pagi (4/9), ada 214 hotspot terpantau di Kalimantan Selatan. Dari angka itu, diketahui 100 di antaranya merupakan titik menyala api dan 114 titik merupakan sebaran asap.