news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cara Danda Jaya Mewujudkan Desa Ramah Lingkungan

Konten Media Partner
19 Juni 2019 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim verifikasi Proklim Kementerian LHK saat inspeksi penilaian ke Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala pada Selasa, 18 Juni 2019. Foto: Humpro Batola
zoom-in-whitePerbesar
Tim verifikasi Proklim Kementerian LHK saat inspeksi penilaian ke Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala pada Selasa, 18 Juni 2019. Foto: Humpro Batola
ADVERTISEMENT
Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala (Batola), menjadi salah satu desa yang terpilih sebagai peserta Program Kampung Iklim (Proklim) Kementerian Lingkungan Hidup (LH) Tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Tim Verifikasi Proklim mengunjungi Desa Danda Jaya pada Selasa, 18 Juni 2019. Kedatangan tim untuk melihat langsung keberadaan desa yang saat ini dinilai tertinggi se-Kalsel serta tertinggi ketiga se-Kalimantan.
Mereka sekaligus evaluasi dari verifikator Kementerian Lingkungan Hidup melalui Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran hutan dan Lahan Wilayah Kalimantan di Palangkaraya.
Sebelum melakukan peninjauan lapangan, tim yang didampingi Perwakilan DLH Provinsi Kalsel Mohammad Khairullah melakukan pertemuan di balai desa setempat. Kehadiran tim diterima Kepala DLH Barito Kuala, Hj Fahriana, Camat Rantau Badauh Julianoor Fatahillah, kades dan berbagai lapisan masyarakat.
Perwakilan DLH Provinsi Kalsel Mohammad Khairullah menyampaikan harapan Kadis LH Provinsi Kalsel agar proklim bisa sukses dan menjadi kebanggaan di Kalsel. “Gubernur Kalsel sendiri juga mengapresiasi pelaksanaan proklim ini,” ucap Khairullah lewat siaran pers ke banjarhits.id, Rabu.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Batola, Hj Fahriana, mengucapkan terima kasih ke Pemerintah Provinsi Kalsel yang telah banyak membimbing dalam penerapan Proklim bagi warga desa setempat. Sebab, kata dia, pelaksanaannya tidak sertamerta dipahami masyarakat, tetapi perlu proses waktu lama serta membutuhkan sinergitas pemerintah baik eksekutif hingga legislatif.
“Lebih dari ini kami mengharapkan keberhasilannya nanti mampu menjadi contoh dan motivasi bagi masyarakat desa-desa lainnya,” harap Fahriana.
Adapun Musodikun, kader Desa Danda Jaya menerangkan, penerapan Proklim di desa ini berawal dari pembicaraan dengan DLH agar bisa ikut dalam program kampung iklim karena dipandang punya keterkaitan program yang ada di desa setempat.
Lelaki ramah itu mengutarakan, aktivitas adaptasi yang mereka terapkan di antaranya pemanen air hujan berupa lombang penampung air dengan membuat kanal dan kolam yang menampung air. Lombang penampung air berguna untuk pembasahan lahan saat musim kemarau, termasuk dalam pencegahan kebakaran hutan.
ADVERTISEMENT
Sementara kanalnya juga bernilai ekonomis dan bermanfaat sebagai sarana pariwisata. Musodikun mengutarakan, masyarakat Desa Danda Jaya membuat penampung air hujan yang dibangun di rumah-rumah sebagai pengganti air ledeng. Namun saat ini sudah ada bantuan pemerintah berupa penampungan air hujan dan SPAM.
Selain pengelolaan air adaptasi, Musodikun menjelaskan, warga juga melakukan peninggian bangunan rumah-rumah dengan penerapan rancangan rumah panggung, peningkatan ketahanan pangan melalui sistem pola tanam, pelaksanaan pertanian terpadu berupa menggabungkan kegiatan peternakan, prikanan, pertanian, kehutanan dan ilmu lain.
Di samping itu, warga juga melakukan pengendalian penyakit pada saat masim hujan, membentuk jumantik, pengelolaan limbah, termasuk pemanfaatan untuk gas methan.
Warga Desa Danda Jaya juga membuat tungku hemat kayu bakar, pemanfaatan solar cell, pembentukan masyarakat peduli api, perlindungan kearifan lokal berupa penanaman tanaman penyimpan air serta melarang penebangan tanaman produktif. (Adv)
ADVERTISEMENT