Cerita Gubernur Kalsel yang Bisa Sekolah karena Puisi

Konten Media Partner
3 Juni 2018 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banjarhits.id, Banjarbaru - Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor, mengapresiasi para sastrawan, seniman, dan budayawan, atas inisiasi gelaran "Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastrawan ke-15". Agenda tahunan yang digelar tiap Ramadan ini dihelat di Lapangan Murjani, Kota Banjarbaru, Sabtu malam hingga Minggu dini hari (2-3/6/2018).
ADVERTISEMENT
Sebagai wujud penghargaan atas kegiatan pelestarian sastra dan budaya itu, Paman Birin—begitu ia disapa—sengaja menghadiri dan turut membacakan puisi berjudul Langit-langit Kalimantan.
Paman Birin mengatakan kegiatan tadarus puisi dan sastra merupakan kegiatan positif yang memiliki makna penting bagi pelestarian sastra dan budaya. Ia mengatakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sangat mengapresiasi kegiatan Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastrawan.
“Kegiatan ini tidak hanya sebagai wujud bersama melestarikan karya sastra, tetapi juga sarana merekatkan silaturahmi para sastrawan, budayawan, dan seniman," ucap Paman Birin lewat keterangan pers, Minggu (3/6).
Pria kelahiran Banjarmasin 12 November 1967 ini terkesan dengan tema kegiatan yakni "Membumikan Langit". Menurut dia, tema itu mengandung filosofi mendalam sebagai refleksi kritis para sastrawan menyuarakan kebenaran dari sebuah fenomena sosial melalui karya sastra.
ADVERTISEMENT
Melalui karya-karya kritis para sastrawan, budayawan, dan seniman turut berperan penting membangun Banua (Kalsel). Dalam kegiatan seni budaya yang disaksikan ratusan masyarakat ini, Paman Birin menggelorakan semangat bergerak untuk selalu bekerja keras mewujudkan mimpi atau cita cita.
“Dari mimpi itulah akan lahir semangat dan tekad kuat untuk mewujudkan cita-cita besar,” kata dia.
Seni punya sejarah tersendiri dalam perjalanan karier hidupnya. Birin menceritakan secuil kisah hidupnya di masa muda tahun 1985.
Selepas menamatkan pendidikan di SMPN 10 Banjarmasin, ia ingin melanjutkan ke SMAN 5. Namun cita-cita untuk melanjutkan sekolah nyaris kandas. “Karena saat itu tidak memiliki uang pendaftaran Rp 22 ribu,” ujar bekas Sekretaris Camat Banjarmasin Barat itu.
Melalui sebuah lomba puisi pada kegiatan MTQ di Kota Banjarmasin, Birin bersyukur dewan juri memilih dirinya sebagai juara satu. Ia menerima hadiah satu unit tape recorder.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, kata dia, salah seorang tetangga bernama Badriah berminat untuk membeli tape recorder itu harga Rp 22 ribu. “Uang hasil penjualan tape itu langsung saya bayar untuk pendaftaran ke SMAN 5 Banjarmasin. Jadi ringkasnya dari puisi saya bisa sekolah," ia bercerita.
Pengunjung dan undangan yang hadir di acara malam itu tampak terharu mendengar secuil kisah Paman Birin, termasuk Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani, dan Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarbaru, H Ogi Fajar Nuzuli.
Nadjmi Adhani mengatakan masyarakat Kalsel beruntung memiliki sosok gubernur pecinta sastra dan seni. Bukti dari kecintaan gubernur itu adalah dukungan nyata Paman Birin dalam setiap pergelaran seni budaya, salah satunya dukungan terhadap kegiatan tadarus sastra ini.
ADVERTISEMENT
Menginjak pekan ketiga Ramadan 1439 Hijriah, para pegiat sastra di Kalimantan Selatan kembali menggelar agenda tahunan yang sudah digelar untuk ke-15 kali itu. Pada Ramadan tahun 2018, panitia menampilkan 14 kelompok sastra dan 20 orang pembaca puisi. Ketika waktu menunjuk pukul 22.00 WITA, Sabtu (2/6), mereka mulai bergiliran tampil sampai menjelang subuh pada Minggu (3/6/2018).
“Acara ini dalam rangka memeriahkan Ramadan dan silaturahmi para sastrawan. Kami sengaja membatasi peserta karena harus menghitung durasi agar bisa sahur bareng. Sebenarnya banyak penyair dan sastrawan yang ingin tampil,” kata Ketua Panitia Tadarus Puisi dan Silaturahmi Sastra ke-15, Wahyu Fajar Alam, kepada banjarhits.id.
Menurut dia, penyair membacakan puisi-puisi yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku berjudul Antologi Puisi Membumikan Langit. Penyair dan sastrawan bertugas membacakan kompilasi puisi-puisi itu sebelum subuh tiba. Itu sebabnya, agenda ini dinamakan Tadarus Puisi.
ADVERTISEMENT
Selain penyair Arsyad Indradi, ada sosok Ibramsyah Barbari, dan Agustina Thamrin. Adapun kelompok pegiat sastra yang tampil di antaranya Kenaikan Intan Martapura, NSA Project Movement Banjarbaru, dan Kampoeng Seni Boedaya Universitas Lambung Mangkurat.
“NSA Project sebagai tuan rumah membawakan musikalisasi puisi dan theme song tadarus puisi,” kata Wahyu. (Diananta)