Cerita Sri Terserang Epilepsi hingga Kelumpuhan

Konten Media Partner
12 Desember 2019 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Rizki Wulandari (22) di atas kursi roda. Foto: M Syahbani/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Sri Rizki Wulandari (22) di atas kursi roda. Foto: M Syahbani/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Lima belas tahun lalu, Sri Rizki Wulandari (22) jatuh dari tangga akibat terserang penyakit epilepsi. Saat itu, Sri masih berusia 7 tahun. Rupanya, kejadian ini membuat Sri mengalami kelumpuhan permanen.
ADVERTISEMENT
“Saat itu Sri masih duduk dibangku Taman Kanak-kanak. Dia jatuh di tangga,” kenang Kasran kepada wartawan banjarhits.id, Rabu (11/12/2019). Kasran adalah ayah Sri. Dia yang selama ini merawat Sri bersama sang istri.
Saat ini, Sri hanya bisa berbaring di tempat tidur, setelah dibantu orang tuanya. Kalaupun untuk berdiri, Sri harus dipapah. Apa yang terjadi terhadap anak ketiga Kasran ini, menarik perhatian para prajurit dari Komando Distrik Militer (Kodim) 1007/Banjarmasin.
Kebetulan para anggota TNI ditugaskan untuk membantu perbaikan titian di permukiman Murung Selong, Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur. Lokasi dimana Sri bertempat tinggal.
Sore itu, Rabu (11/12/20190, Komandan Kodim 1007/Banjarmasin, Kolonel Inf Anggara Sitompul sengaja datang ke Murung Selong didampingi Kapolsek Banjarmasin Timur Kompol Uskiansyah, serta Camat Banjarmasin Timur, Muzain. Mereka memberi bantuan kepada Sri.
ADVERTISEMENT
Kodim menyerahkan kursi roda untuk Sri. “Ada anak kita disini yang sudah sekian puluh tahun dia tidak bisa berjalan, hanya bisa di rumah. Dengan adanya kursi roda ini diharapkan dia bisa menikmati udara segar. bisa keluar rumah sambil menikmati titian baru ini,” ucap Kolonel Anggara.
Sri merupakan salah satu yang mendapat bantuan dari Kodim 1007/Banjarmasin. Selain Sri, ada Islamiah (70) yang mendapat tongkat. Mengingat, Islamiah selalu sudah mulai kesulitan berjalan.
Kodim 1007/Banjarmasin juga merehab satu unit rumah warga yang memang boleh dibilang sudah tak layak. Kemudian perbaikan titian, pengecatan musala, serta pemasangan penerangan jalan umum sebanyak 40 titik di titian Murung Selong yang sudah diperbaiki.
Kolonel Anggara Sitompul berkata bantuan yang diberikan untuk masyarakat Murung Selong merupakan program Hari Juang Kartika untuk peringatan Hari Jadi TNI Angkatan Darat (AD). Disamping adanya kegiatan dalam rangka Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) 2019.
Komandan Kodim 1007/Banjarmasin Kolonel Anggara Sitompul dan Kapolsek Banjarmasin Timur Kompol Uskiansyah di rumah Sri. Foto: Syahbani/banjarhits.id
“Kegiatan kita continue dari HKSN kita coba integrasikan dengan Hari Juang Kartika supaya hasilnya lebih besar. Di Hari Juang Kartika ini ada bakti TNI melakukan bedah rumah, lanjutan HKSN. Ada satu yang masih yang sudah tak layak untuk dibedah. Juga memaksimalkan pengerjaan titian dari 450 meter ditambah 100 sehingga jadi 550 meter,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Anggara sadar bahwa Murung Selong sulit untuk disentuh lantaran kawasannya merupakan jalur hijau, sehingga pemerintah kesulitan menjalankan programnya di sana.
Kendati demikian, menurut Anggara, hal ini tentunya bukan menjadi alasan untuk membiarkan Murung Selong tak bisa mendapat perhatian. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menggandeng pihak swasta untuk bisa memberikan dana CSR-nya.
“Kebetulan Murung Selong ini sulit untuk disentuh karena adanya persoalan birokrasi. Jadi kita harus membangun ini menggaet CSR karena wilayah ini masih di jalur hijau, kendati begitu kita tak bisa diam, cuma mekanisme ada. kita manfaatkan pihak yang peduli, mari kita bangun supaya dia tak tertinggal,” imbuhnya.
Lewat program ini, ia ingin menggugah kesadaran masyarakat bahwa pemerintah maupun TNI dan Polri tak pernah berdiam diri, dan membiarkan masyarta hidup dalam kesulitan.
ADVERTISEMENT
“Intinya bagi kita menumbuhkan kesadaran masyarakat itu sendiri, yang pertama bahwa pemerintah tetap memikirkan kesejahteraan masyarakat. Kalaupun tak bisa karena dilihat dari aspek skala prioritas,” pungkasnya.