Demfarm Pertanian Rawa Diaplikasikan di Sawah Batola

Konten Media Partner
16 November 2018 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demfarm Pertanian Rawa Diaplikasikan di Sawah Batola
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, BANJARMASIN - Kementerian Pertanian terus menggaungkap konsep corporation farming alias pertanian berbasis korporasi yang melibatkan petani. Konsep ini diaplikasikan untuk pertanian lahan rawa, salah satunya di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi MAgr mengatakan Indonesia gencar membangkitkan potensi lahan rawa yang untuk pertanian. Pihaknya memakain inovasi teknologi dengan menggandeng Badan Litbang Pertanian, perguruan tinggi, dan lembaga riset lain.
“Bahkan Litbang Pertanian sudah mengembangkan inbrite padi rawa (infara) yang sudah dikenalkan mulai tahun 2013 hingga sekarang. Kendala lahan rawa kadar air dan tanahnya masam. Juga unsur hara sangat rendah, tetapi lewat teknologi pertanian bisa diatasi,” kata Dedi Nursyamsi kepada banjarhits.ID, usai workshop Pengembangan Pertanian Korporasi Lahan Rawa di Banjarmasin, Jumat (16/11).
Menurut Dedi, hasil pertemuan dengan instansi teknis di Kota Banjarmasin dijadikan pedoman umum pengelolaan lahan rawa berbasis pertanian korporasi. Ia akan membikin demfarm (demonstrasi farming) -- metode penyuluhan untuk membuktikan cara penerapan suatau inovasi tenologi padi yang telah teruji dan menguntungkan bagi petani. Dedi berkata kelompok tani nantinya bertugas mengaplikasikan demfarm.
ADVERTISEMENT
Demfarm padi, kata Dedi, sebagai sarana pembelajaran petani untuk mempercepat proses disemenasi teknologi padi. Lewat demfarm, Dedi percaya bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani terhadap penerapan teknlogi pertanian.
Pihaknya gencar pakai berbagai metode penyuluhan demi mengembangkan kelembagaan petani dan penyuluh swadaya. “Demfarm lahan rawa yang akan kita lakukan di di Desa Jejangkit Muara, Batola di atas lahan 200 hektar,” katanya.
Dedi berkata, demfarm juga memasok benih sebanyak 500 ribu hektar secara nasional. Dermfarm 500 ribu hektar ini sebagai inti. Demfarm juga akan dijadikan pusat pelatihan atau show window, pusat bimbingan teknis, serta inovasi teknologi petanian.
ADVERTISEMENT
Rencana Dedi seiring suksesnya pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 di Desa Jejangkit Muara pada 18-21 Oktober lalu. Saat ini ada sebanyak 34,1 juta hektar lahan rawa di seluruh Indonesia. Seluas 20 juta hektar lebih lahan bisa dikembangkan untuk menunjang pertanian.
“Dari 20 juta hektar lahan rawa yang ada baru bisa digarap sebesar 3, 6 juta hektar atau baru 15 persen. Artinya, potensi lahan rawa masih banyak yang belum tergarap, saatnya kita harus bangunkan singa tidur itu,” kata Dedi. (Anang Fadhilah)